Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mohamad Iqbal bin Abdul Rahman, 46 tahun, menebar senyum. Meski telah dua tahun mendekam di penjara Malaysia, pendakwah di Selangor dan Kuala Lumpur ini tak terlihat tertekan. Jumat pekan lalu, dengan ramah tokoh yang juga dikenal sebagai Abu Jibril ini menyalami orang-orang yang mengunjunginya di tahanan imigrasi Malaysia di Kuala Lumpur. "Berkat kuasa Allah, saya baik-baik saja," ujarnya. Mengenakan baju koko dan peci putih, lelaki yang memelihara jenggot ini terkesan teduh dan tenang. Tak ada kecemasan pada sorot matanya yang tajam.
Ditangkap polisi Malaysia pada 30 Juni 2001, Jibril dikenai tudingan seram: ia dituduh menjadi bendahara Jamaah Islamiyah dan menjadi pentolan Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM), organisasi Islam radikal yang dianggap dekat dengan gerakan terorisme.
Tapi kejahatannya tak terbukti. Anehnya, alih-alih dibebaskan, pada 21 Agustus 2003 lalu kakak kandung Irfan S. Awwas, Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, ini malah mendekam di tahanan Imigrasi Malaysia di Pusat Bandar Damansara, Kuala Lumpur. Pemerintah Malaysia juga mencabut "kartu penduduk tetap" (identity card) yang sudah dimilikinya sejak 18 tahun lalu. Padahal, berdasarkan peraturan Internal Security Act (ISA), bila tak terbukti bersalah, seorang tersangka hanya boleh ditahan paling lama dua tahun. Persoalan Jibril ini sempat menjadi bahan pembicaraan Presiden Megawati dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad ketika keduanya bertemu dua pekan lalu.
Kini Abu Jibril mendekam di sel berukuran 8 x 5 meter bersama 11 orang lain. Umumnya penghuni sel itu adalah mereka yang tertimpa persoalan paspor palsu, surat keterangan kerja palsu, atau mereka yang bekerja tanpa surat keterangan kerja sama sekali. Mereka berasal dari Indonesia, Myanmar, Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka, Thailand, dan Nigeria.
Kantor Imigrasi Malaysia ini terletak di deretan bangunan kantor dan pertokoan di Pusat Bandar Damansara, Kuala Lumpur. Di lantai satu, ada pos penjagaan. Di lantai lima, tempat ruang tahanan berada, tampak pegawai imigrasi sibuk mengutak-atik komputer, menandatangani surat, dan berjalan hilir-mudik.
Wartawan TEMPO Rommy Fibri Jumat lalu mengunjungi Abu Jibril di penjara untuk sebuah wawancara khusus. Sebelumnya, wartawan TEMPO Setiyardi dari Jakarta melayangkan pertanyaan tertulis melalui Badaruddin Ismail, aktivis LSM Suara Rakyat Malaysia—orang yang kerap membesuk Jibril. Di bawah sorot mata tajam petugas imigrasi Malaysia, Jibril bercerita tentang pengalamannya di penjara. Berikut petikannya.
Bagaimana keadaan ruang tahanan Anda di Kantor Imigrasi Malaysia?
Kantor Imigrasi Malaysia punya dua ruang tahanan yang terletak di lantai lima. Tiap ruangan berukuran 8 x 5 meter. Satu untuk tahanan pria, satu lagi untuk tahanan perempuan. Tiap ruangan hanya dilengkapi satu kakus, tanpa kamar mandi. Kami tidak diberi tikar, bantal, dan selimut. Untungnya, saat siang hari ada hawa dingin dari penyejuk udara (AC). Bila malam, kami hanya menggunakan kipas angin.
Anda diawasi dengan ketat?
Ya, mereka mengawasi dengan ketat. Saat ini ada 12 tahanan laki-laki dan 16 tahanan perempuan. Pintu besi ruang tahanan selalu dalam keadaan terkunci.
Bagaimana dengan makanan sehari-hari?
Kami mendapat dua keping roti bakar dan satu plastik teh manis untuk sarapan pagi. Untuk makan siang, kami diberi sebungkus nasi dengan lauk satu hati ayam tanpa sayur. Sedangkan untuk makan malam, kami mendapat sebungkus nasi dengan lauk separuh telur dan sepotong ayam kecil, juga tanpa sayur. Setiap kali makan, penjaga hanya memberi sebungkus air untuk tiap orang. Jika tahanan kekurangan minum, terpaksa menenggak air dari kran, yang rasanya pahit.
Bagaimana bila ingin mandi dan membersihkan diri?
Pada tiga minggu pertama, kami tidak diberi sabun, sikat gigi, dan pasta gigi. Setelah kami minta berkali-kali, barulah mereka memberi sikat gigi dan sedikit sabun mandi. Tapi kami tetap kekurangan air. Untuk cebok, misalnya, kami terpaksa menggunakan getah (selang plastik—Red) yang sudah rusak.
Apa kegiatan Anda sehari-hari selama di penjara?
Saya merasa hidup bahagia ketika berada di tiga tempat. Pertama, di medan jihad karena selalu dekat dengan Allah. Kedua, di sisi Ka'bah karena selalu merasa tenang. Ketiga, di dalam penjara karena full time berdialog dengan Allah. Tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan kecuali berdekatan dengan Allah.
Di dalam penjara, jiwa dan raga saya bahagia. Setiap hari saya tahajud, tadarus Quran, dan berzikir.
Polisi tak berhasil membuktikan kesalahan Anda. Apakah Anda ingin pemerintah Malaysia meminta maaf?
Jangankan meminta pemerintah Malaysia minta maaf, bertemu keluarga saja susahnya minta ampun. Kami ini orang-orang yang lemah.
Mengapa Anda tak segera bebas?
Polisi Malaysia bilang, saya ditangkap bukan karena berbuat kesalahan. Mereka menganggap lidah saya terlalu berbisa. Menurut mereka, setiap orang yang mendengar ceramah saya akan tergerak untuk segera melaksanakan jihad. Mungkin itu yang ditakutkan polisi Malaysia.
Jadi, Anda merasa sedang dibungkam?
Ya, mereka memisahkan saya dengan umat. Tapi saya tidak tahu mengapa mereka masih menahan saya. Ini musibah yang harus dihadapi. Tapi Allah berkata: "Jika kita yang tertimpa musibah tetap saja beriman, Allah melapangkan dada dan memberikan petunjuk." Mungkin saja Allah belum menginginkan saya cepat keluar. Siapa tahu setelah ini saya mendapatkan kebaikan.
Benarkah kartu izin penduduk tetap Anda sudah dicabut pemerintah Malaysia?
Ya, sudah dicabut dengan paksa. Saya diminta menandatangani surat pencabutan itu. Padahal saya tak menyetujuinya. Ini aneh. Setelah menjalani hukuman dua tahun tanpa sebab, bukannya diberi keluangan, malah identity card saya dicabut. Padahal saya merasa lebih baik perkara ini diajukan ke pengadilan. Biar jelas duduk masalahnya.
Bila bebas, Anda memilih kembali ke Indonesia atau masih ingin tinggal di Malaysia?
Terserah Allah saja. Malaysia atau Indonesia toh sama saja. Dalam Quran surat Luqman, Allah berfirman bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok dan kita tak tahu tempat kita mati.
Kalau benar-benar bebas, apakah Anda punya nazar?
Saya akan lebih bersemangat berdakwah. Ini sudah perintah Allah dan Rasul-Nya. Khalifah Umar bin Khattab dulu pernah mengatakan, mulianya seorang beriman ada pada akidah yang benar dan jihad yang berkelanjutan. Itulah semulia-mulianya hidup.
Amerika Serikat menuduh Anda sebagai bendahara Jamaah Islamiyah. Benarkah?
Itu sama sekali bohong. Itu cerita khayalan yang dibuat untuk menghancurkan umat Islam. Mungkin saja bom di Jeddah beberapa waktu lalu dibikin oleh Amerika sendiri. Dengan begitu, mereka bisa dengan mudah menangkap ulama-ulama Saudi. Isu terorisme, Jamaah Islamiyah, dan Al-Qaidah dibuat untuk menangkap orang-orang Islam.
Amerika juga mengklaim sudah membekukan aset-aset Anda?
Satu sen pun saya tidak punya aset di Amerika dan Indonesia. Mereka adalah orang-orang munafik dan kafir pendusta. Mereka juga mengada-adakan sesuatu yang tidak ada.
Benarkah tuduhan itu dilemparkan karena ada pengiriman dana dari Jamaah Islamiyah (JI) kepada para mujahidin di Maluku?
Mereka mengada-ada. Itu dilakukan agar mereka dapat menangkap saya. Demikian halnya keberadaan dan informasi palsu Umar Faruk, yang dipakai menjadi dasar penangkapan Abu Bakar Ba'asyir.
Mengapa Anda membenci Amerika dan sekutunya?
Saya tidak memiliki hak untuk membenci suatu negeri seperti Amerika dan Inggris. Soalnya, di sana ada pula umat Kristen, Hindu, Buddha, dan juga Islam yang baik-baik. Yang kami perangi adalah George W. Bush dan Tony Blair. Jadi, bukan negaranya.
Apa pendapat Anda sehubungan dengan vonis empat tahun untuk Abu Bakar Ba'asyir di pengadilan Indonesia?
Ini semua panggung sandiwara. Tapi, karena mereka (pemerintah RI—Red) masih butuh dukungan umat Islam pada Pemilu 2004, vonisnya tak terlalu berat. Tapi saya kok yakin empat tahun lagi penguasa akan mencari-cari kesalahan Ustad Ba'asyir agar bisa masuk penjara lagi. Kasus saya pun serupa. Meski tidak terbukti bersalah, hingga kini saya masih ditahan. Mungkin saja mereka akan mencari-cari kesalahan lainnya agar saya tetap bisa ditahan. Ini sungguh perbuatan dholim.
Setelah Ba'asyir, benarkah tongkat komando JI diserahkan kepada Hambali?
Ini semua rencana kaum zionis untuk menjebak kami. Abdullah Sungkar, Ba'asyir, Hambali, dan semua orang yang ingin berjuang di jalan Allah menjadi korban zionis. Saat awal penangkapan, saya dituduh terlibat dalam Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM). Kemudian, karena istilah "mujahidin" justru populer, mereka mengganti menjadi Kumpulan Militan Malaysia (KMM). Karena tetap gagal, mereka membuat istilah baru: Al-Qaidah, Jamaah Islamiyah, dan seterusnya.
Soal Hambali, apakah Anda yakin ia sudah tertangkap?
Biasanya orang yang ditangkap akan ditunjukkan foto-foto terbarunya. Tapi kok malah foto-foto Hambali yang lama yang dipajang?
Betulkah saat ini JI dikendalikan oleh Azahari dan Zulkarnaen?
Itu semua rekayasa dan khayalan belaka. Kalau mereka tahu ada gerakan semacam ini, mestinya mereka bisa menunjukkan bukti dan data yang akurat. Nyatanya, mereka tak mampu membuktikannya. Yang dilakukan hanyalah menyebarkan berita-berita bohong di media massa sehingga mereka bisa menangkap, memenjarakan, dan memperdayakan umat Islam di dunia.
Mengapa yang ditangkap adalah para veteran perang Afganistan?
Orang-orang yang pernah belajar di Afganistan memang ditakuti. Sekarang musuh-musuh Islam menyebarkan isu agar kami semua bisa ditangkap. Begitulah cara mereka mengalahkan Islam.
Benarkah veteran perang Afganistan punya misi untuk mengembangkan jihad di negara masing-masing?
Umat Islam memang harus selalu berjihad. Tapi, soal veteran Afganistan, Amerika sebenarnya tidak memiliki data akurat. Mereka tak tahu siapa dan berapa orang yang pulang dari Afganistan.
Bicara soal "jihad", mengapa yang jadi korban bom kebanyakan orang-orang tak bersalah?
Ini sama halnya dengan nasib yang menimpa rakyat Palestina. Amerika dan Israel tak pernah memberitahukan saat akan menyerang atau mengebom. Toh, ketika Amerika dan Israel membunuh orang Islam, mereka juga tidak peduli apakah orang itu bersalah atau tidak. Yang penting, nanti di akhirat, baik pengebom maupun yang dibom akan sama-sama dibangkitkan. Biarlah Allah yang menilai amal perbuatan masing-masing. Jadi, kita serahkan saja kepada Allah.
Apakah pelaku pengeboman terakhir di Hotel JW Marriott Jakarta adalah jaringan JI?
Ini hanya isu murahan untuk memecah belah umat Islam. JI sebenarnya tidak pernah ada. Nama itu hanya diada-adakan untuk memusuhi Islam.
Polisi yakin kawan-kawan Anda di Indonesia akan melakukan pengeboman lain?
Kalau betul itu tindakan teman-teman saya, berarti mereka sudah berjuang sesuai dengan ayat suci yang dipelajarinya. Allah memerintahkan kita agar membalas orang-orang kafir itu sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan kepadamu dan saudara-saudara muslim lainnya. Coba tengok pembantaian di Irak, Palestina, Chechnya, atau juga Ambon. Mereka sudah memperlakukan umat Islam dengan begitu nista.
Menurut Anda, apakah Islam mengizinkan pengeboman?
Kalaupun teman-teman yang melakukan, itu cuma balasan. Tapi, bisa saja Amerika sendiri yang melakukannya. Dengan begitu, Amerika bisa menangkap seluruh pejuang Islam.
Secara pribadi, Anda setuju dengan aksi pengeboman?
Kita mesti hati-hati soal pengeboman ini. Soalnya, konsep jihad yang benar tidaklah seperti itu. Jihad itu ada aturan-aturannya. Misalnya, ada pengumuman tentang imam (pemimpin), ada musuh yang sudah masuk wilayah umat Islam, dan seterusnya. Jadi, jangan rancukan istilah radikalisme dan jihad ini secara serampangan.
Bukankah Jamaah Islamiyah sudah ada imamnya?
Itu tidak betul. Mereka melakukannya untuk menghantam umat Islam. Apalagi mereka menuduh kami ingin mendirikan negara Islam se-Nusantara dan se-Asia Tenggara.
BIODATA
Nama:
Tempat/tanggal lahir:
Riwayat Pendidikan:
Istri:
Riwayat Pekerjaan:
|
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo