Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

<font size=2 color=#FF9900>George John Mitchell: </font><br />Konflik Hanya Bisa Diselesaikan Manusia

30 Maret 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEDUA orang tuanya selalu menekankan kepada George John Mitchell kecil, tak ada jalan pintas menuju sukses. Ayahnya, George John Mitchell Sr., keturunan Irlandia, bekerja sebagai petugas kebersihan di Colby College. Ibunya, Mary Saad, imigran Libanon, buruh pabrik tekstil.

Kerja ekstrakeraslah yang mengantarkan Mitchell, 75 tahun, menduduki berbagai posisi dan peran strategis. Dia pernah menjabat pemimpin mayoritas di Senat Amerika Serikat. Dia juga tokoh kunci di balik perdamaian di Irlandia Utara. Pada 2006, Mitchell mengepalai tim investigasi obat pemacu di Liga Utama Bisbol Amerika Serikat. Atas berbagai perannya itu, tahun lalu majalah Time menabalkannya sebagai salah satu pahlawan di bumi ini.

Sekarang Mitchell kembali terjun di ”wilayah panas”. Pada 22 Januari lalu, Presiden Barack Hussein Obama mengangkatnya sebagai Utusan Khusus untuk Timur Tengah. Itu artinya dia harus berurusan dengan masalah Irak dan Iran. Masih ada proses damai Israel-Palestina yang berlarat-larat.

Pilihan jalan negosiasi yang diambil Mitchell merupakan salah satu keunggulannya sebagai juru runding. Ketika ditunjuk sebagai utusan Amerika untuk menyelesaikan konflik di Irlandia Utara pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, ia mendamaikan kelompok Katolik dan Kristen dengan hanya mengajak pemimpin kedua kelompok itu makan malam, dan mengatakan kepada mereka bahwa malam itu mereka akan membicarakan apa saja kecuali politik.

Akhirnya, Mitchell dan pemimpin kedua kelompok yang berseteru itu cuma membahas soal opera—hal yang sangat disenangi Mitchell. Keberhasilan Mitchell di Irlandia Utara mengantarkannya menjadi nomine penerima hadiah Nobel Perdamaian 1998.

Untuk mengetahui agendanya di Timur Tengah, dan kendala yang ia hadapi, wartawan Tempo, Angela Dewi, mewawancarainya lewat surat elektronik. Aktivitasnya yang padat dan berpindah-pindah membuat Mitchell tidak bisa melayani wawancara lewat sambungan telepon seperti yang disepakati sebelumnya.

Apa yang sudah Anda lakukan dalam dua bulan masa jabatan sebagai Utusan Khusus untuk Timur Tengah?

Pertama-tama harus saya sampaikan, pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Barack Obama bergerak sangat cepat. Anda tidak akan pernah melihat pemerintah mana pun dalam sejarah Amerika yang segera mengeluarkan banyak kebijakan dan mengambil langkah mengenai masalah luar negerinya dalam waktu dua-tiga pekan pemerintahannya.

Itu yang terjadi dengan penunjukan saya sebagai Utusan Khusus untuk Timur Tengah. Dalam waktu dua bulan, kami sudah bergerak luar biasa dengan menghadirkan pihak-pihak yang bertikai, dan melihat banyak perubahan di lapangan, baik perubahan kepemimpinan maupun perubahan kebijakan. Ini bukan tugas yang mudah, karena konflik ini sudah berlangsung puluhan tahun dan melibatkan rezim yang berganti-ganti.

Apa prioritas Anda?

Yang paling penting adalah meyakinkan dunia bahwa konflik ini bisa diselesaikan, meski membutuhkan perjuangan berat dan kerja keras. Saya pikir, jika dunia punya optimisme yang tinggi dalam menyelesaikan masalah Timur Tengah, akan lebih mudah mendudukkan persoalan dan mengajak pihak-pihak yang terlibat memikirkan jalan keluar terbaik. Konflik itu diciptakan, dilakukan, dan dipelihara manusia. Konflik hanya bisa diakhiri oleh manusia. Langkah konkret pertama adalah mengembalikan penduduk Jalur Gaza ke kehidupan normal dengan membangun kembali bangunan dan infrastruktur yang hancur dalam pertempuran awal tahun ini.

Bagaimana dengan proses perundingan antarpihak yang bertikai?

Sejauh ini, kita sudah melihat berlangsungnya sejumlah perundingan. Sementara ini memang baru setingkat faksi dalam tubuh pemerintah Palestina. Tapi ini penting untuk menyamakan visi dalam membangun dan membawa Palestina menuju proses perundingan. Dalam sejumlah kunjungan awal saya, termasuk ke Ramallah untuk bertemu dengan pejabat pemerintah Palestina, saya selalu menekankan bahwa persamaan pandangan itu penting. Jika tidak, akan banyak membuang waktu dan menjauhkan target yang seharusnya bisa dicapai dalam waktu dekat.

Kita bicara soal Hamas dan Fatah, faksi dalam tubuh Palestina yang menentukan proses perundingan damai. Pihak ini saja susah untuk menyamakan visi, bagaimana bisa duduk berunding?

Kami optimistis kepentingan yang lebih besar, yaitu rakyat Palestina, bisa mengatasi friksi yang ada di antara mereka. Ini tidak mudah karena konsep memandang persoalan Timur Tengah di antara Hamas dan Fatah memang berseberangan. Tapi kita lihat saja nanti apakah tuntutan pemerintahan Palestina bersatu bisa memperkecil friksi di antara keduanya.

Apa kendala terbesar dalam tugas Anda?

Karena melibatkan banyak pihak, kami harus memastikan bahwa setiap pihak berjuang bersama untuk mencapai hasil terbaik. Dalam banyak persoalan yang saya hadapi selama ini, usaha terbaiklah yang menjadi pemenang. Kami tidak ingin melihat satu pihak mundur, sementara pihak yang lain sudah menghabiskan banyak tenaga. Kendala lain adalah penggunaan kekerasan yang masih terus berlangsung. Ini akan membawa kita mundur jauh, bahkan bukan tidak mungkin harus mulai lagi dari awal.

Menurut Anda, apa formula terbaik untuk melibatkan Hamas?

Ini persoalan pelik. Dalam banyak kesempatan, Amerika Serikat dan dunia internasional sudah dengan tegas menyatakan kekerasan bukan jalan terbaik menuju perundingan dan kesepakatan damai. Saya pikir, selama konsep tentang dua negara yang damai berdampingan tidak bisa didudukkan, kita akan kelelahan sebelum sampai di akhir proses perundingan.

Banyak pula yang menuntut agar Anda mengubah pandangan Amerika, berunding dengan Hamas. Bagaimana Anda melihatnya?

Tidak ada yang tidak mungkin dalam sebuah proses damai. Pokok persoalan salah satunya memang berada pada Hamas. Kami tidak menutup kemungkinan duduk bersama Hamas. Namun sekali lagi perlu kami tegaskan bahwa sebagai tokoh kunci, Hamas juga harus menunjukkan iktikad baik untuk mendengar dan menyamakan visi perdamaian yang memuaskan semua pihak. Jika tidak, sekali lagi kita akan mundur jauh.

Anda akan memilih berunding diam-diam dengan Hamas, mengingat reputasi Anda dalam menjalankan tugas rahasia?

Well, begitu menurut Anda? Soal itu, wah… saya tidak bisa berkomentar. Seperti yang saya katakan, tidak ada yang tidak mungkin dalam suatu proses perdamaian.

Bagaimana Anda melihat faktor pemerintah baru Israel di bawah Benjamin Netanyahu?

Dalam proses perdamaian ini, banyak yang meragukan kepemimpinan Netanyahu, yang mewakili golongan kanan. Saya melihat justru ini tantangan bagi pemerintah Israel, untuk memastikan bahwa apa pun langkah yang mereka ambil punya tujuan positif bagi penyelesaian konflik di Timur Tengah. Akan kita lihat apakah Netanyahu bisa membawa pemerintahnya menuju percepatan perundingan damai, atau justru akan kontraproduktif bagi perdamaian itu sendiri.

Dalam banyak hal, Amerika terus-menerus dituding sebagai pihak yang tidak serius menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Bagaimana Anda melihat ini?

Terus-terang, memang tidak menguntungkan bagi Amerika yang berada di bawah rezim yang berganti-ganti untuk terus mengendalikan proses perdamaian di Timur Tengah. Ada kalanya langkah yang kami ambil terlalu keras dan mengundang protes dunia. Namun, kami ingin meyakinkan, Amerika jauh lebih mendengar, sangat mendengar. Ini sebuah modal yang bagus untuk memulai sebuah proses.

Sekarang soal rekor Anda sebagai negosiator. Apa yang paling Anda andalkan dalam menengahi konflik?

Saya selalu mengandalkan intuisi dan akal sehat. Saya selalu mengedepankan pikiran positif dalam menghadapi pihak mana pun. Namun saya juga manusia biasa. Kadang-kadang saya merasa, ke mana arahnya ini? Tapi saya beruntung punya dukungan kuat dari teman-teman, dan pemerintah Amerika saat ini juga jauh sangat akomodatif.

Opsi apa yang paling mungkin untuk Timur Tengah?

Pokok persoalan sebenarnya adalah apakah mungkin membangun dua negara berdampingan di satu wilayah. Kami yakin itulah opsi terbaik. Kami juga sedang melihat kemungkinan memusatkan Yerusalem sebagai titik berangkat untuk menyelesaikan persoalan ini. Ini kan pusat konflik? Sejauh ini, kami masih terus berunding dengan banyak pihak soal Yerusalem. Ini tidak mudah, tapi jika masing-masing pihak bisa melepaskan ego dan dominasi mereka, akan lebih mudah menyelesaikan persoalan berikutnya.

Anda saat ini masih bolak-balik Washington-Ramallah-Yerusalem. Tidak merepotkan?

Saya sudah menyampaikan kepada Washington tentang kemungkinan berkantor di Yerusalem. Ini akan jauh memudahkan saya berhubungan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Akan lebih mudah pula jika saya dibantu sejumlah staf.

Sekarang soal Iran. Apa langkah penting yang akan Anda lakukan?

Yang paling utama adalah soal nuklir dan keterbukaan pemerintah Iran untuk duduk berunding. Ini persoalan lama dan berlarut-larut. Tapi, sebagaimana yang telah ditegaskan Presiden Obama tentang keinginan Amerika untuk membuka diri dan bersedia bertukar pikiran dengan pemerintah Iran, saya pikir ini langkah positif yang akan banyak membantu. Kita harus meyakinkan bahwa Presiden Mahmud Ahmadinejad punya opsi positif untuk menyelesaikan persoalan ini.

Anda punya tenggat dalam penyelesaian konflik Timur Tengah?

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan pemimpin dunia menyerukan agar tahun ini dijadikan momentum berharga bagi perdamaian Timur Tengah. Itu pemicu yang baik. Yang pasti, kami akan bekerja sebaik-baiknya agar setidaknya friksi yang terus terjadi bisa diperkecil.

Apa kegiatan waktu senggang Anda, dengan sekian banyak tugas berat yang harus diselesaikan?

Saya sudah pensiun dari politik, dan itu bagi saya adalah waktu senggang. Rupanya, pemerintah berpikir, saya terlalu banyak punya waktu senggang sehingga saya dipanggil kembali bekerja. Saya pikir saya baik-baik saja dengan semua itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus