Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepekan setelah perhelatan olahraga terbesar di Asia, Asian Games, berakhir, kesibukan Erick Thohir tak mengendur. Sebagai Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc), Erick masih harus mengisi beberapa acara. Salah satunya adalah konser musik Terima Kasih Indonesia untuk Para Juara yang diadakan di Indosiar, Selasa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara itu, Erick mengungkapkan beberapa hal yang jadi kunci sukses pelaksanaan Asian Games ke-18 di Jakarta. "Acara pembukaan yang luar biasa jadi salah satu kunci, membuat masyarakat kita percaya bahwa Indonesia adalah bangsa besar. Acara pembukaan menunjukkan identitas kita kepada dunia," ujar Erick.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan pelaksanaan yang sukses itu, Erick optimistis Indonesia mampu menyelenggarakan acara olahraga besar lainnya, seperti Olimpiade. "Sebagai bangsa kita harus optimistis dan bekerja sama untuk mewujudkan hal ini," kata Erick kepada Praga Utama dari Tempo.
Seusai penutupan Asian Games, Presiden Joko Widodo menyatakan berencana mengajukan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 kepada Komite Olimpiade Internasional.
Wawancara Tempo dengan Erick seharusnya dilakukan pada Kamis lalu. Namun, Erick mendadak membatalkan karena kesibukannya. Apalagi belakangan namanya muncul sebagai kandidat kuat ketua tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Walhasil, Erick memberikan jawaban secara tertulis. Wawancara pun diperkaya dengan beberapa obrolan dengan Erick selama Asian Games.
Hampir semua pihak memuji penyelenggaraan Asian Games yang berjalan sukses, meski ada beberapa hal yang dinilai kurang, seperti soal penjualan tiket. Bagaimana evaluasi Anda?
Mengenai tiket, memang terdapat kendala di awal, tapi panitia segera memberikan solusinya dengan membuka penjualan melalui saluran lain, seperti Loket.com, Tiket.com, dan Blibli.com. Terkait dengan ramainya penjualan tiket, saya justru melihat hal ini sebagai success problem atau good problem. Saya malah akan lebih prihatin apabila tidak ada masyarakat yang berminat membeli tiket menonton Asian Games 2018. Akan lebih sedih apabila melihat Gelora Bung Karno sepi pengunjung. Dalam Asian Games 2018, permasalahan tiket yang ada adalah akibat dari antusias dan animo masyarakat yang sangat tinggi, dan itu bagus. Kami memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia apabila ada kekurangan di bidang ticketing. Sebaik mungkin, kekurangan di bidang ticketing kami tanggulangi dengan mengusung konsep kolaborasi bersama perusahaan-perusahaan anak bangsa untuk mengurus manajemen ticketing. Demi masyarakat, jelas kami berusaha untuk lakukan yang terbaik. Begitu juga dengan keluhan soal transportasi yang kurang, dan merchandise Asian Games yang cepat habis. Ini karena animo masyarakat luar biasa besar.
Sebelum dimulai, masyarakat Indonesia kurang antusias terhadap Asian Games. Menurut Anda, apa titik balik yang membuat masyarakat jadi begitu bersemangat menyaksikan Asian Games?
Asian Games 2018 bukan hanya kompetisi olahraga multi cabang terbesar di Benua Asia, namun juga pertunjukan seni budaya yang begitu kaya dan sangat menarik untuk diikuti oleh masyarakat. Kami rasa kombinasi dari faktor inilah yang ditunggu oleh masyarakat Indonesia yang haus akan hiburan dan pertunjukan yang berkualitas, informatif dan edukatif. Terutama dalam menunjukkan potensi bangsa Indonesia di berbagai bidang kepada lebih dari 17 ribu kontingen dari 45 negara dan 11 ribu media yang bertugas selama Asian Games. Membangun momen tersebut memang tidak mudah tanpa dukungan masyarakat. Seluruh lapisan mengambil peran aktif, baik itu institusi pemerintahan, sektor swasta, maupun masyarakat Indonesia. Yang juga tidak kalah penting bagaimana masyarakat melihat ajang ini sebagai sejarah yang mungkin belum tentu setiap orang dapat merasakannya kembali. Sehingga hal ini membuat semua orang ingin turut aktif berperan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari mana Anda mendapatkan konsep dan inspirasi mengemas perhelatan Asian Games menjadi event yang begitu menghibur, bukan sekadar kompetisi olahraga?
Kolaborasi adalah kunci sukses penyelenggaraan Asian Games. Putra dan putri terbaik bangsa ini kami libatkan untuk mengemas Asian Games menjadi sebuah event berkonsep beyond sport–lebih dari sekadar olahraga. Kita harus berani tunjukkan ide kreatif kita yang terbaik kepada seluruh bangsa di Asia. Kalau Korea Selatan, Thailand, Jepang, dan Hong Kong mampu menjadi basis industri kreatif di Benua Asia, mengapa kita tidak bisa? Asian Games 2018 ini adalah momen kita bersama. Kami membaca artikel-artikel yang ditulis oleh banyak media internasional yang memuji konsep kreatif yang disajikan di Asian Games 2018. Inspirasi ide kreatif muncul dari bangsa Indonesia sendiri. Jangan pernah ragu untuk menunjukkan kekayaan budaya kita, kelihaian para seniman kita, dan keindahan bumi Nusantara yang kita nikmati ini.
Kesuksesan Asian Games memunculkan optimisme Indonesia siap menggelar Olimpiade. Apa tantangannya?
Semua kegiatan penting yang akan kita hadapi jelas memiliki tantangannya sendiri. Olimpiade memiliki karakter dan kebutuhan berbeda. Namun, kita sebagai bangsa Indonesia harus optimistis dan mampu bekerja sama. Pengalaman kita menyelenggarakan Asian Games 2018 jelas adalah bekal yang penting dalam menyelenggarakan acara seprestisius Olimpiade. Namun sepertinya saat Olimpiade bergulir, saya pribadi sudah memasuki usia pensiun. Jika nanti Indonesia terpilih (sebagai tuan rumah Olimpiade), saya siap membantu dan memberikan saran-saran membangun bagi putra-putri bangsa yang terpilih mengemban tanggung jawab tersebut.
Apakah benar Indonesia balik modal, bahkan untung Rp 15 triliun, dari Asian Games, seperti disebutkan Peter Gontha?
Kita perlu tunggu hasil analisis dari pihak yang memiliki otoritas terkait dengan hal tersebut. Juga tidak lupa untuk mengukur dampak ekonomi dari Asian Games 2018. Baik secara langsung maupun tidak. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Itu yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
Seperti apa dampak ekonomi Asian Games yang paling terasa?
Antusiasme pengunjung untuk meramaikan acara festival Asian Games. Pengunjung senang sekali berbelanja, produk pengusaha kecil menengah yang menjadi peserta festival laku keras, banyak penjual makanan dan minuman yang untung. Bahkan merchandise maskot Kaka–Bhin Bhin–Atung harus ditambah produksinya, dari 190 ribu menjadi 250 ribu.
Terkait dengan persiapan Asian Games, ada beberapa hal yang disoroti aktivis antikorupsi, seperti pengadaan barang dan jasa yang diduga tanpa proses tender. Seperti apa sebetulnya proses yang dilakukan Inasgoc?
Kami sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan yang transparan dan akuntabel. Mengapa? Karena Asian Games 2018 adalah momen terbaik untuk perubahan karakter bangsa kita. Salah satunya dengan transparansi yang adil, baik bagi Panitia Pelaksana maupun untuk para mitra. Kami juga mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan oleh Komite Olimpiade Asia atau OCA.
Setelah Asian Games, bagaimana status venue-venue-nya, apakah terbuka untuk publik atau justru eksklusif untuk event resmi pengurus cabang olahraga?
Venue-venue ini adalah warisan dari Asian Games bagi seluruh anak bangsa. Yang bertanggung jawab mengelola adalah Kementerian Sekretariat Negara. Semua berhak menggunakan venue tersebut demi kemajuan dunia olahraga Indonesia, terutama dapat mencetak atlet-atlet yang mampu mengharumkan nama bangsa di kompetisi internasional. Namun, kita pun harus bijak dalam penggunaannya. Jelas ada standar tinggi yang perlu dipenuhi untuk menyelenggarakan kompetisi di venue-venue eks Asian Games 2018.
Erick Thohir
Tempat Tanggal Lahir
Jakarta, 30 Mei 1970
Pendidikan
Master Administrasi Bisnis Universitas Nasional California, Amerika Serikat (1993)
Jabatan
Pendiri & Komisaris Utama Mahaka Group
Pemilik bersama Klub Bola Basket Philadelphia 76ers (AS) 2011-2013, Satria Muda Jakarta
Pemilik bersama Klub Sepak Bola Inter Milan (Italia), D.C. United (AS), Persib Bandung
Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (2006)
Chef De Mission Kontingen Indonesia di Olimpiade London 2012
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), 2015–2019
Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc), 2015–sekarang
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo