Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Ahli epidemiologi Iwan Ariawan dan tim FKM UI rutin diajak rapat oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Luhut Pandjaitan untuk membahas kebijakan penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Iwan, hasil pemodelan menunjukkan pandemi bisa dikendalikan pada Oktober atau November dengan dua syarat, yaitu rasio tes-lacak dan tingkat vaksinasi tahap dua yang tinggi.
Iwan mengatakan target herd immunity semakin sulit tercapai dengan adanya varian delta.
SUDAH dua bulan ini Iwan Ariawan dan koleganya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) rutin mengikuti rapat virtual mingguan dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Agenda pertemuan setiap Jumat atau Sabtu itu mengevaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali. “Biasanya rapat internal dulu untuk mengetahui level PPKM. Begitu datanya ada, lantas dikomunikasikan ke semua bupati, wali kota, dan gubernur,” tutur Iwan, 56 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo, Kamis, 12 Agustus lalu.
Sejak kembali diterapkan pada awal Juli lalu, PPKM darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 4 telah menunjukkan hasil positif. Tidak ada lagi rumah sakit rujukan Covid-19 dengan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di atas 80 persen. Dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 18 Agustus lalu, 30 provinsi mencatatkan BOR di bawah 60 persen. Meskipun angka kasus aktif Covid-19 yang terdeteksi masih tinggi, tidak terlihat lagi antrean pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo