Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Keluarga Korban Aksi 22 Mei Terima Karangan Bunga Anies Baswedan

Keluarga almarhum Farhan Syafero, korban aksi 22 Mei menerim karangan bunga duka cita Gubernur DKI Anies Baswedan.

22 Mei 2019 | 17.16 WIB

Suasana rumah duka almarhum Farhan Syafero, 30 tahun, korban meninggal pada tragedi bentrokan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, di RT 03 RW 07 Kampung Rawa Kalong, Kelurahan Grogol, Limo, Depok, Rabu 22 Mei 2019. Tempo/Ade Ridwan
Perbesar
Suasana rumah duka almarhum Farhan Syafero, 30 tahun, korban meninggal pada tragedi bentrokan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, di RT 03 RW 07 Kampung Rawa Kalong, Kelurahan Grogol, Limo, Depok, Rabu 22 Mei 2019. Tempo/Ade Ridwan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Depok – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengirim karangan bunga duka cita untuk korban aksi 22 Mei almarhum Farhan Syafero, 30 tahun, di RT 03/RW 07, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Saya pada dasarnya menghargai pemberian dari Pak Anis, sampaikan terimakasih saya,” kata ayahanda Farhan, Muhammad Safri (58) dirumah duka, Rabu 22 Mei 2019.

Namun, ujar Safri, pihak keluarga berharap ada pihak yang bertanggungjawab dengan meninggalnya anak kedua dari empat bersaudara tersebut.

“Harapannya, ada yang bertanggungjawab.  Saya nggak tau siapa, tapi kalau emang penyebab kebrutalan polisi berarti instutusinya kan yang datang,” kata Safri.

Safri mengatakan, pihaknya sangat terbuka bagi institusi yang akan melakukan investigasi terhadap penyebab kematian Farhan.

“Siapapun itu, apakah Komnas HAM, pihak 01 atau 02, intinya saya terbuka untuk dilakukan investigasi,” kata Safri.

Menurut Safri, hingga kini pihak keluarga hanya mengetahui penyebab kematian karena luka tembak, namun pihak keluarga belum menerima proyektil peluru.

“Kata rumah sakit sih bilang penyebabnya adalah kematian tidak wajar. Kami dapat info dari temannya kena tembak, tapi kalau mau dilihat penyebab harus diautopsi, tapi kami nggak mau,” kata Safri.

Farhan tewas setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhakti Kemuliaan saat terjadi bentrokan di wilayah Petamburan, Jakarta Barat pada Rabu 22 Mei 2019 dini hari.

Rekan Farhan Syafero, Muhammad Syarif (23), mengatakan, saat kejadian Farhan sedang bersama dirinya di rumah pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.

Syarif mengatakan, Farhan dan dirinya tidak terlibat dalam aksi bentrokan pada Selasa malam. “Kita hanya nongkrong-nongkrong sampe jam 2. Sudah denger suara berondongan senjata tuh dari arah Tanah Abang,” kata Syarif.

Tiba-tiba, kata Syarif, massa aksi 22 Mei berlarian ke arah Petamburan yang diikuti oleh aparat kepolisian yang terus menembakkan gas air mata ke kerumunan massa. “Udah crowded banget, saya terpisah dengan Farhan. Setelah dapat kabar, ternyata Farhan sudah di rumah sakit,” kata Syarif.

 

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus