Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengirim karangan bunga duka cita untuk korban aksi 22 Mei almarhum Farhan Syafero, 30 tahun, di RT 03/RW 07, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya pada dasarnya menghargai pemberian dari Pak Anis, sampaikan terimakasih saya,” kata ayahanda Farhan, Muhammad Safri (58) dirumah duka, Rabu 22 Mei 2019.
Namun, ujar Safri, pihak keluarga berharap ada pihak yang bertanggungjawab dengan meninggalnya anak kedua dari empat bersaudara tersebut.
“Harapannya, ada yang bertanggungjawab. Saya nggak tau siapa, tapi kalau emang penyebab kebrutalan polisi berarti instutusinya kan yang datang,” kata Safri.
Safri mengatakan, pihaknya sangat terbuka bagi institusi yang akan melakukan investigasi terhadap penyebab kematian Farhan.
“Siapapun itu, apakah Komnas HAM, pihak 01 atau 02, intinya saya terbuka untuk dilakukan investigasi,” kata Safri.
Menurut Safri, hingga kini pihak keluarga hanya mengetahui penyebab kematian karena luka tembak, namun pihak keluarga belum menerima proyektil peluru.
“Kata rumah sakit sih bilang penyebabnya adalah kematian tidak wajar. Kami dapat info dari temannya kena tembak, tapi kalau mau dilihat penyebab harus diautopsi, tapi kami nggak mau,” kata Safri.
Farhan tewas setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhakti Kemuliaan saat terjadi bentrokan di wilayah Petamburan, Jakarta Barat pada Rabu 22 Mei 2019 dini hari.
Rekan Farhan Syafero, Muhammad Syarif (23), mengatakan, saat kejadian Farhan sedang bersama dirinya di rumah pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.
Syarif mengatakan, Farhan dan dirinya tidak terlibat dalam aksi bentrokan pada Selasa malam. “Kita hanya nongkrong-nongkrong sampe jam 2. Sudah denger suara berondongan senjata tuh dari arah Tanah Abang,” kata Syarif.
Tiba-tiba, kata Syarif, massa aksi 22 Mei berlarian ke arah Petamburan yang diikuti oleh aparat kepolisian yang terus menembakkan gas air mata ke kerumunan massa. “Udah crowded banget, saya terpisah dengan Farhan. Setelah dapat kabar, ternyata Farhan sudah di rumah sakit,” kata Syarif.