Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan yang ingin hamil dan punya anak biasanya melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. Namun, ada kemungkinan metode konsepsi tradisional ini tidak berhasil karena masalah kesuburan atau hal lainnya.
Kehamilan akan terjadi jika sperma, sel telur, rahim yang sehat, serta saluran telur yang terbuka. Setelah sperma bertemu dengan sel telur, terjadilah pembuahan. Setelah pembuahan, dinding sel telur akan menebal dan tidak memungkinkan bagi sperma yang lain ikut membuahi sel telur yang sama.
Namun, kehamilan tak selalu terjadi dengan cara tradisional melalui hubungan seksual. Pasangan juga bisa hamil tanpa hubungan intim, asalkan syarat tersebut terpenuhi.
Ada empat opsi hamil tanpa berhubungan intim yang selama ini dikenal luas. Berikut penjelasan Alyssa Dweck, dokter yang juga penulis buku V is for Vagina, seperti dilansir Women’s Health.
1. In-Vitro Fertilization atau IVF
Ini metode hamil yang paling sering dipilih oleh pasangan yang mengalami masalah kesuburan. In-Vitro Fertilization atau IVF dilakukan oleh dokter spesialis infertilitas atau spesialis endokrinologi reproduksi di dalam ruangan yang steril. Metode ini sering juga disebut sebagai bayi tabung. Dokter akan memberikan beberapa obat, di antaranya memiliki risiko dan efek samping, seperti mual dan pingsan, untuk membantu merangsang produksi telur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, dokter akan mengumpulkan sel telur menggunakan jarum kecil yang dipandu melalui rongga panggul Anda dan menggabungkannya dengan sperma di laboratorium. Setelah sperma dan sel telur membuat embrio, itu dimasukkan kembali ke rahim Anda melalui kateter. Sebagian besar pasien mengatakan IVF adalah prosedur tanpa rasa sakit, beberapa dapat mengalami kram ringan pasca inseminasi.
2. Inseminasi intrauterin (IUI)
Inseminasi intrauterine atau IUI mempertemukan sperma dengan sel telur di dalam rahim. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan sperma pasanganatau dari donor, tapi opsi donor masil terlarang di Indonesia. Dokter kandungan akan menggunakan kateter untuk memasukkan sperma ke dalam rahim melalui vagina dan serviks atau mulut rahim.
"Cara ini sederhana, minim rasa tidak nyaman, dan mirip dengan pap smear dalam hal ketidaknyamanan," kata Alyssa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah prosedur, biasanya akan terasa kram ringan. Dokter akan meminta pasien berbaring 10 menit. “Tapi setelah itu mereka bebas untuk melakukan kegiatan normal,” ujar Alyssa.
3. Metode turkey baster
Metode ini agak berisiko karena dilakukan sendiri di rumah tanpa bantuan tenaga kesehatan. Namun, opsi ini dipilih oleh beberapa pasangan di sejumlah negara. Untuk mencobanya, pasangan harus menyiapkan sperma kemudian menanamkannya dengan turkey baster atau pipa suntik. Lalu, sperma dibiarkan agar terinseminasi di dalam.
"Itu tidak menyakitkan, tetapi butuh pelumas yang ramah sperma untuk kenyamanan,” ujar Alyssa.
Setelah itu, perempuan yang habis melakukan ini berbaring miring selama 10 menit untuk mencegah sperma keluar.
Risiko metode ini adalah infeksi atau alergi jika sperma yang digunakan tidak dikenal atau diuji terlebih dahulu. Ada juga kemungkinan trauma jika dilakukannya dengan kasar.
4. Ibu pengganti
Metode ini digunakan menggunakan perempuan lain sebagai ibu pengganti. Dokter spesialis infertilitas atau ahli endokrin reproduksi akan menggunakan metode IVF untuk menempatkan embrio ke dalam rahim pengganti. Pengganti, kata Alyssa, mungkin secara genetik tidak terkait dengan embrio. "Pada dasarnya, ini seperti menyewa rahim,” kata dia.
Namun, opsi hamil dengan ibu pengganti tidak dapat dilakukan di Indonesia menurut UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan.