Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah ruang isolasi pasien Covid-19 di DKI Jakarta kian menipis seiring peningkatan kasus corona di Ibu Kota. Ketersediaan ruang isolasi itu masih kurang meskipun kapasitasnya terus ditambah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Ahad, 20 Juni 2021, penambahan kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 5.582 orang dalam sehari. Angka itu naik dibanding data sehari sebelumnya, yaitu pada Sabtu, 19 Juni 2021, yang menembus 4.895 orang per hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data yang ada di situs corona.jakarta.go.id, per tanggal 21 Juni 2021 tercatat total 58.720 kasus Covid-19 merupakan pasien dengan usia 0-18 tahun baik laki-laki maupun perempuan.
Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai menipisnya ruang isolasi di Jakarta.
1. Tersisa hanya 10 persen tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan
Dinkes DKI Jakarta menyatakan 90 persen dari sekitar 9.000 tempat tidur isolasi di RS rujukan Covid-19 sudah terpakai. Adapun Intensive Care Unit alias ICU terisi 81 persen dari sekitar 1.000 kapasitas yang disiapkan.
Padahal, menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, kapasitas dari fasilitas tersebut terus ditambah. Ia mengatakan saat ini ada 106 rumah sakit di Ibu Kota yang menangani pasien Covid-19 dan 13 rumah sakit di antaranya didedikasikan seutuhnya untuk penanganan Corona. Adapun rumah sakit lainnya tetap menerima pasien non-Covid-19.
2. Tak ada ruang khusus anak
Pemerintah tidak akan menyediakan ruang khusus anak, meski peningkatan kasus Covid-19 di Ibu Kota diiringi tingginya angka kasus pada kelompok usia balita dan anak-anak. Hal ini, kata Widyastuti, karena penanganan pandemi Covid-19 di Jakarta bukan berdasarkan usia, tapi kegawatdaruratan kasusnya, baik untuk penyediaan tempat isolasi di rumah sakit pemerintah ataupun di rumah sakit swasta ataupun fasilitas lainnya.
"Kami secara umum penambahan tidak melihat umur karena penambahan bukan hanya di anak saja, tapi di segmen unit dewasa muda juga menambah," kata dia.
3. Warga positif Covid-19 diimbau tak berbondong-bondong ke rumah sakit
Widyastuti mengimbau masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 tidak perlu berbondong-bondong ke rumah sakit, karena pasien dengan tanpa gejala, dapat melakukan isolasi mandiri. Selain itu, kecepatan penambahan kapasitas RS juga tak akan mampu untuk mengejar kecepatan penyebaran virus Covid-19 untuk saat ini.
"Jadi kami mengajak warga DKI untuk bersama sama dengan kami penyiapan isolasi terkendali dan isolasi mandiri (isoman) di lingkungan sekitar masing-masing. Mengingat juga berapapun kasus positif tidak akan terkejar kecepatannya dengan penambahan kapasitas RS," katanya.
4. Ruang inap wisma di DKI juga hampir penuh
Para orang tanpa gejala alias OTG Covid-19 diminta menjalani isolasi mandiri di rumah. Menurut Widyastuti, ketersediaan ruang inap di wisma yang disediakan pemerintah provinsi sudah hampir penuh. "Saat ini, posisi keterisiannya cepat sekali, jadi penuh," ujar dia.
5. Penambahan kapasitas ruang isolasi
Juru Bicara Kemenkes untuk penanganan Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi mengatakan Kementerian menambah ruang isolasi dari 75.000 pada pekan lalu menjadi 81.000 di sejumlah wilayah di Indonesia. Untuk ruang perawatan intensif, Kemenkes melakukan penambahan melalui konversi tempat tidur yang ada menjadi tempat perawatan Covid-19.
Di DKI Jakarta, penambahan jumlah pasien Covid-19 sangat kentara terjadi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan. Data per 19 Juni 2021, pasien Covid-19 RSDC Wisma Atlet bertambah dari 6.466 orang menjadi 7.056 orang dalam sehari.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak