Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta menyatakan siap menghadapi musim hujan yang diprediksi datang lebih awal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi potensi banjir. "Anomali cuaca ini sangat mungkin terjadi di Indonesia termasuk Jakarta. masyarakat harus siap menghadapi, kami sudah siapkan seluruh jajaran aparat," kata Riza pada 22 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan potensi peningkatan hujan karena anomali iklim La Nina yang terdeteksi telah berkembang di Samudera Pasifik Ekuator. Suhu muka laut Samudera Pasifik dekat Indonesia itu dapat menyebabkan peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, dalam keterangan tertulis, Sabtu 3 Oktober 2020 menyatakan dampak peningkatan curah hujan bisa terjadi hingga Februari tahun depan. Berikut sejumlah langkah DKI dalam menghadapi potensi banjir pada musim hujan mendatang:
Anies Terbitkan Instruksi Pengendalian Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 52 tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim. Instruksi Gubernur yang diteken pada 15 September lalu itu meminta seluruh lurah, camat, wali kota hingga kepala dinas untuk mengebut semua program penangan banjir. Anies mengingatkan adanya perubahan iklim yang membuat musim hujan diperkirakan terjadi lebih awal dari biasanya.
Instruksi gubernur menekankan pembangunan sistem deteksi dan peringatan dini serta sistem penanggulangan banjir. Serta arahan untuk memastikan infrastruktur pengendalian banjir yang sudah ada selalu beroperasi dalam kapasitas optimal. "Mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir yang belum terealisasi." Demikian instruksi gubernur itu.
Anies Baswedan juga menginstruksikan pemenuhan kewajiban dan peran serta seluruh komponen masyarakat dalam pengendalian banjir. Termasuk ketersediaan kebutuhan fisik dan terobosan penyerapan anggaran untuk pengendalian banjir Jakarta.
Andalkan Pompa dan Sumur Resapan
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juani Yusuf akan memaksimalkan penggunaan pompa hingga sumur resapan untuk pengendalian banjir Jakarta. Langkah-langkah pengendalian banjir Jakarta itu tertuang dalam instruksi Gubernur Nomor 55 tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.
"Akan datang 19 pompa bergerak (mobile) yang kini dalam proses lelang," kata Juaini Yusuf saat dihubungi di Jakarta, Kamis 24 September 2020. DKI memiliki 478 unit pompa pengendali banjir. Meski rata-rata sudah berusia di atas 10 tahun, hanya dua sampai tiga persen pompa yang rusak. Sisanya bisa berfungsi baik.
DKI juga mempercepat pembangunan sumur resapan di lokasi rawan genangan. Akan ada 300 ribu sumur resapan yang dibangun tahun ini. Sedangkan jumlah keseluruhan dari total tahun sebelumnya sudah mencapai sekitar tiga sampai empat ribu titik.
Posko Pengungsi Dua Kali Lipat saat Pandemi
Wakil Gubernur alias Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan dalam penanganan pengungsi akibat bencana banjir Jakarta saat pandemi Covid-19 kali ini, lokasi-lokasi pengungsian disiapkan dua kali lipat demi menjaga jarak aman. "Kami sudah menyiapkan titik-titik jumlah penampungan yang jumlahnya dua kali lipat karena ini masa pandemi Covid-19," ujar Riza di Jakarta, Selasa, 22 September 2020.
Normalisasi Situ dan Embung
Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto akan membangun embung dan menormalkan saluran air untuk antisipasi banjir Jakarta saat musim hujan nanti. Embung atau penampungan air skala besar akan dibangun di dua lokasi yang selama ini rawan banjir.
Ada tiga lokasi rawan banjir di Jakarta Barat. Lokasi pertama di belakang Rusun Lokbin Tegal Alur, yaitu permukiman RT 15/03 dan permukiman warga RW 01. Lokasi kedua di Jalan Dharma Wanita 1, Rawa Buaya, dan lokasi ketiga di Kampung Bulak RT 10/1, Semanan, belakang Rusun Pesakih. "Kami menindaklanjuti perintah Gubernur untuk meninjau tiga lokasi rawan genangan yang lama surutnya dibandingkan wilayah lain," kata Uus Kuswanto di Tegal Alur, Ahad lalu.
Turunkan 54 eskavator untuk keruk lumpur
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria telah menurunkan 54 ekskavator pengeruk lumpur dan sampah di 13 sungai untuk mencegah banjir Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta juga membuat sodetan untuk mengalihkan aliran air agar tidak terjadi banjir. Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan pembelian mobil pompa penyedot genangan air.
IMAM HAMDI | ANTARA