Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Sekitar seratus emak-emak yang tergabung dalam Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok menggeruduk Balai Kota Depok, Kamis siang, 3 Agustus 2023. Mereka menyatakan diri orang tua siswa miskin yang anaknya belum mendapatkan bangku sekolah meski tahun ajaran baru telah mulai bergulir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hari ini terpaksa kami demontrasi untuk meminta bantuan kepada Wali Kota sehubungan dengan masih banyaknya siswa miskin yang belum mendapatkan sekolah," kata Ketua DKR Kota Depok Roy Pangharapan saat ditemui di tengah aksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, DKR Kota Depok telah berkirim surat ke Wali Kota Depok Mohammad Idris. Mereka meminta difasilitasi pertemuan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Karena tak mendapat respons, unjuk rasa pun digelar.
Roy mengatakan memahami jika Pemerintah atau Wali Kota Depok tidak memiliki kewenangan untuk proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB tingkat SMA dan SMK. Tetapi, DKR menganggap Idris sebagai kepala daerah bertanggung jawab terhadap persoalan di wilayahnya. "Termasuk adanya siswa miskin yang belum mendapatkan sekolah," katanya.
Dalam aksinya DKR menyatakan akan mendirikan tenda keprihatinan di Balai Kota Depok jika Pemerintah atau Wali Kota Depok bergeming atas nasib mereka. "Masa iya kami harus bikin tenda keprihatinan atas matinya hati nurani para pejabat khususnya Gubernur dan Wali Kota Depok," ujar Roy.
Massa DKR akhirnya diterima Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Kota Depok, Joko Soetrisno, didampingi Kepala Satpol PP Depok M. Thamrin. Namun, pertemuan tersebut dinilai tidak memberi hasil yang memuaskan, yang membuat massa masuk ke halaman balai kota.
Setelah mendapatkan janji untuk difasilitasi bertemu Dinas Pendidikan Jawa Barat, Roy memimpin massa DKR membubarkan diri.
Peserta unjuk rasa membawaserta sejumlah bendera DKR, spanduk dan kertas karton bertuliskan, antara lain "Aksi Solidaritas Kemanusiaan untuk Siswa Miskin SMA-SMKN Depok", "Kami Warga Mu Pak, Kami Ingin Segera Sekolah", dan "Katanya Kota Layak Anak, Ada Anak Gak Sekolah Kok Bungkam".