Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku bahwa ia tak memiliki hobi membaca buku ketika kecil. Saat kecil, kata Anies, ia lebih suka bermain daripada menghabiskan waktu membaca buku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya waktu kecil tidak terlalu suka baca, lebih suka main kelereng dan sepak bola. Tapi orang tua saya membuat rancangan yang berbeda agar saya mau membaca," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu, 4 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies menceritakan saat kecil ingin sekali bermain sepeda yang jauh hingga keluar kampung. Namun keinginannya itu urung terlaksana karena orangtuanya tak memberi izin.
Sampai suatu hari, Anies mengatakan ibunya memberi izin tetapi dengan satu syarat. Anies boleh bersepeda keluar kampung hanya untuk menuju perpustakaan. Saat itu, Anies menjelaskan jarak perpustakaan dengan rumahnya sekitar 3 kilometer.
Sejak mendapat izin itu, Anies mengatakan menjadi rutin bersepeda keluar kampung untuk menuju perpustakaan. "Tujuannya saya mau main sepeda, bukan baca buku. Tapi dampak sampingnya, saya jadi baca buku. Buku yang saya pinjam umumnya soal biografi," kata dia.
Cerita itu Anies sampaikan saat memberikan apresiasi terhadap gerakan #Bacajakarta. Gerakan itu bertujuan untuk membangun kegemaran membaca masyarakat di Jakarta.
Gerakan #Bacajakarta telah berlangsung selama bulan April di 100 titik ruang baca yang tersebar di Jakarta. Adapun titik ruang baca itu mencakup perpustakaan umum, perpustakaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), perpustakaan rusun, Taman Baca Masyarakat, Pojok Baca, Garasi Baca, dan lain-lain.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Suryanto mengatakan, gerakan ini menyasar anak usia 7-12 tahun. "Kegemaran membaca dan membangun kultur literasi harus dimulai sejak usia dini," ujar dia.