Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Apa Kata Warga di Rusun Nagrak Soal Huni Paksa Kampung Susun Bayam?

Mereka yang memaksa masuk dan menghuni unit-unit di Kampung Susun Bayam ternyata tak mewakili seluruh warga eks Kampung Bayam.

18 Desember 2023 | 06.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga Kampung Bayam saat ditemui TEMPO di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara pada Minggu, 1 Oktober 2023. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga yang memaksa masuk dan menghuni unit-unit di Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak 29 November lalu ternyata tak mewakili seluruh warga eks Kampung Bayam. Sebagian warga kampung yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) itu memilih mengikuti permintaan relokasi sementara ke Rusunawa Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus Rianto, 42 tahun, adalah satu di antara warga eks Kampung Bayam di kelompok yang kedua tersebut. Saat dihubungi pada Jumat 15 Desember 2023, Agus menolak mengomentari apa yang saat ini dilakukan oleh kubu yang telah membobol masuk hunian Kampung Susun Bayam. Dia hanya menyatakan bisa saja melakukan hal yang sama jauh sebelum memutuskan mendirikan tenda di pinggir jalan. "Cuma kami ikuti aturan saja,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus juga menepis tudingan bahwa aksi pendirian tenda yang dilakukan kubunya telah membuyarkan negosiasi tarif sewa di Kampung Susun Bayam dan membuat warga eks Kampung Bayam terbelah.“Kalau menurut saya enggak lah. Karena waktu itu kami tidak setuju, tidak ada titik temu. maka itu kami dirikan tenda,” kata Agus dari Rusun Nagrak. 

Meski ada perbedaan cara pandang, kata Agus, setiap pertemuan dengan PT Jakarta Propertindo (pemilik dan pengelola Kampung Susun Bayam) atau Pemprov DKI, seluruh tiga kubu yang ada dikumpulkan dalam waktu yang sama. Perbedaan prinsip, menurut dia lagi, sudah terbentuk sebelum adanya negosiasi harga bayar tinggal di Kampung Susun Bayam. “Tetap tujuannya sama menempati Kampung Susun Bayam cuma beda prinsip."


Alasan Kubu yang Membobol Masuk

Sebelumnya, Muhammad Furqon, 45 tahun, membeberkan alasan memimpin sekelompok warga menghuni paksa Kampung Susun Bayam. Furqon mengklaim ada 64 kepala keluarga dalam kelompoknya ini.

Mereka telah berdiam di selasar atau lantai dasar kampung susun yang telah diresmikan Gubernur Anies Baswedan pada Oktober tahun lalu tersebut sejak Maret 2023. Mereka tinggal di sana sembari menuntut dan menunggu janji pemberian unit seperti yang pernah disampaikan era Gubernur Anies.

Suasana unit hunian di Kampung Susun Bayam di hari peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Terhimpun sebagai Kelompok Tani Madani Kampung Bayam, Furqon juga mengungkap janji kelompok tani itu akan diberdayakan kembali. Itu sebabnya, rencana mereka berikutnya setelah memaksa masuk unit hunian adalah kembali bercocok tanam. 

Sebanyak 64 KK itu seperti diketahui masuk dan meninggali unit hunian di lantai dua kampung susun itu dengan cara membuat kunci sendiri. Mereka telah melakukannya sejak 29 November 2023 lalu, meski tanpa suplai listrik dan air, karena tanpa izin Jakpro. 

Furqon menyatakan tak gentar karenanya. Termasuk atas upaya Jakpro menggandeng kepolisian. “Ada prasasti yang ditanda tangani Gubernur Anies Baswedan saat peresmian,” ucapnya. Menurutnya, itu bukti bahwa bangunan Kampung Susun Bayam memang resmi dibangun untuk mereka.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus