Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelindung kepala helm saat ini digunakan sebagai peranti untuk keselamatan berkendara roda dua atau kerja bangunan. Saking pentingnya pemakaian helm untuk pengendara sepeda motor, pemerintah menetapkan aturan dalam Pasal 291 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekarang ada banyak model helm menyesuaikan kegunaannya. Permulaan helm dirancang untuk pertempuran sudah ada sejak 2500 sebelum Masehi, sebagaimana dikutip dari situs web aksesori keselamatan Centurion Safety Products.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Helm diproduksi dalam jumlah banyak pada 900 sebelum Masehi. Saat itu helm terbuat dari perunggu digunakan para prajurit Kerajaan Asyur untuk melindungi kepala dari pedang dan panah. Helm terus berkembang untuk kebutuhan selain perang, termasuk untuk para pekerja pertambangan.
Pada 1882, perusahaan manufaktur cikal bakal Centurion Safety Products mematenkan produk topi keras pertama yang diproduksi massal untuk melindungi pekerja. Perusahaan asal Inggris itu memproduksi helm dari bubur kayu yang dicampur kapur yang dimasukkan dalam wadah cetakan. Setelah dicetak, helm dibiarkan kering, kemudian dicat sebagai tahap penyelesaian akhir. Bagian dalam helm dipasang pelat baja untuk memperkuat perlindungan. Tapi, lapisan pelat baja itu ternyata membuat tak nyaman pengguna helm.
Mengutip Smithsonian Magazine, seorang letnan di kavaleri angkatan darat Amerika Serikat, Edward W. Bullard memahami potensi helm untuk industri. Pada 1919, Bullard mengurus bisnis keluarga yang menjual peralatan pertambangan keluarga di San Francisco. Ia mulai mengembangkan topi pengaman untuk pekerja.
Helm ini memiliki bagian untuk memasang lampu dipasang di depan helm. Adapun bagian belakangnya memiliki dudukan logam. National Museum of American History mencatat, bahwa helm itu terinspirasi dari prajurit infanteri Perang Dunia I.
HENDRIK KHOIRUL MUHID