Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bayi Mengalami Diare setelah Minum Susu Formula, Ini Penyebabnya

Beberapa kandungan dalam susu formula biasanya dirancang agar menyerupai ASI, tapi ada sebagian bayi yang sensitif mengalami alergi.

8 Juli 2020 | 08.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada berbagai alasan bayi beralih dari air susu ibu ke susu formula, misalnya kondisi ibu tidak memungkinkan atau kondisi darurat. Namun, ada kalanya pemberian susu formula tidak mulus. Bayi kadang-kadang mengalami diare sehingga membuat ibu khawatir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter anak dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Cindy Diana, mengatakan jika si kecil pertama kali mencoba susu formula dan mengalami diare, maka harus ditelusuri penyebab pastinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bisa karena alergi protein susu sapi namun bisa juga karena cara pembuatan susu formula yang salah atau kurang hygiene saat pembuatan susu formula," katanya dalam diskusi beberapa waktu lalu.

Ya, kebanyakan susu formula dibuat dari susu sapi. Beberapa kandungan dalam susu formula biasanya dirancang agar menyerupai ASI. Tak sedikit bayi yang alergi terhadap susu formula berbahan dasar susu sapi ini.

Oleh karena itu, banyak produsen susu yang membuat susu formula berbahan dasar kedelai bagi si kecil yang alergi susu sapi atau protein hewani lainnya. Selain itu, ada pula susu berbasis protein hidrolisat, mengandung protein yang telah dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil daripada yang ada di susu sapi atau kedelai.

Sementara itu, Dokter Cindy menyebut anak akan menjadi sehat dan pintar bila tumbuh kembangnya baik. Untuk mendapatkan tumbuh kembang yang optimal kebutuhan dasar asuh, asih dan asah harus terpenuhi.

Asuh meliputi nutrisi, imunisasi, aktivitas fisik, asih yang berarti kasih sayang, dan asah berupa stimulasi.

Makanan anak harus mencakup semua kebutuhan gizi yaitu karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Semua zat gizi tersebut harus diberikan saat memulai MP-ASI pertama dengan menyesuaikan konsistensi dan memenuhi 4 syarat dari WHO yaitu tepat waktu, adekuat (cukup zat gizi), aman (hygienis), cara pemberian tepat.

"Untuk bayi di bawah 6 bulan berikan ASI eksklusif. Seribu hari pertama kehidupan adalah waktu krusial bunda untuk memberikan asupan gizi seimbang karena pertumbuhan otak sedang pesat-pesatnya," jelas Cindy.

Mengenai pola asuh pada anak ada 4 kategori yaitu otoriter (kontrol tinggi, aturan ketat), uninvolved (pasif, diam tetapi masih menyediakan kebutuhan anak) permisif (hangat,lunak) dan demokratis (kontrol tinggi, kehangatan tinggi).

Setiap orangtua memiliki keempat jenis pola asuh. Cindy menyebut pola asuh dinyatakan efektif manakala diterapkan di dalam situasi dan kondisi yang tepat.

Semua jenis pola asuh tersebut diperlukan, orangtua juga tidak boleh memaksakan kehendak tapi lebih banyak berdialog dan mengajarkan anak. "Ibu dan Ayah harus kompak dan konsisten. Pola asuh yang tepat akan menjadikan perilaku anak baik," kata dia.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus