Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jakarta - Kaca jendela kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pecah. Enam pegawai terluka terkena lemparan batu puluhan demonstran warga Papua yang melakukan aksi pada Rabu, 11 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unjuk rasa itu terkait pemilihan kepala daerah Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua. Berikut kronologi peristiwa bentrok tersebut:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar pukul 8.00 WIB:
Sebanyak 15 orang dari Barisan Merah Putih Papua unjuk rasa di depan kantor Kemendagri. Kedatangan mereka bertujuan untuk melakukan pengawasan dan penyisiran terhadap massa asal Papua yang masuk ke kantor Kemendagri dengan tujuan apapun.
Pukul 9.40 WIB:
Kantor Kemendagri kembali kedatangan 15 orang dari Spontanitas Masyarakat Kabupaten Yapen, Intan Jaya, dan Tolikara, Provinsi Papua. Mereka berniat berunjuk rasa terkait putusan sidang Mahkamah Konstitusi pada 20 Agustus 2017 silam terkait terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tolikara Usman Wanimbo dan Dinus Wanimbo.
Selain Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tolikara, massa juga menuntut pencabutan putusan MK terkait pemilihan Bupati dan Wakil Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Kepulauan Yapen 2017.
Pukul 9.55 WIB:
Pasukan Pengamanan Dalam Kemendagri berkoordinasi dengan massa bahwa sesuai arahan Menteri Tjahjo Kumolo, perwakilan massa dijanjikan bertemu dengan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Soedarmo dan Direktur Jenderal Otonomi Sumarsono.
Namun, perwakilan massa ternyata diterima oleh Pejabat Eselon II Kemendagri Akmal Piliang. Massa menolak dan mendesak untuk berdialog langsung dengan Dirjen Otda Sumarsono.
Pukul 11.13 WIB:
Perwakilan massa aksi meninggalkan ruang tunggu Sumarsono di lantai tujuh Gedung F menuju Ruang Rapat Audiensi Unras Gedung B untuk menunggu Menteri Tjahjo.
Pukul 14.00 WIB:
Pihak Kemendagri menyampaikan bahwa Dirjen Otda Sumarsono dan Dirjen Polpum Soedarmo bersedia menerima di ruang rapat Unras Gedung B. Namun, massa dari Barisan merah Putih Papua tidak mau menemui kedua direktur jenderal tersebut karena pemimpin Barisan Merah Putih Papua, Wati Martha Kagoya sedang tidak di tempat.
Pukul 14.20 WIB:
Dirjen Otda Sumarsono tiba di Gedung B menuju Ruang Rapat Unras.
Pukul 15.00 WIB:
Wati Martha Kogoya tiba di Gedung B menuju Ruang Rapat Unras, tetapi Dirjen Otda Sumarsono sedang keluar untuk salat. Wati yang tidak sabar menunggu kemudian keluar mengajak massa lainnya yang berada di luar untuk masuk ke dalam kantor Kemendagri sambil berteriak “Menteri harus turun sekarang juga.”
Pukul 15.05 WIB:
Massa dari Barisan Merah Putih Papua sebanyak 30 orang masuk dari pintu depan melakukan perusakan terhadap kantor Kemendagri.
Sekitar pukul 15.20 WIB:
Massa bisa dihalau oleh polisi, pamdal, dan pegawai Kemendagri yang selesai melaksanakan salat. Massa kemudian digiring ke arah Jalan Perwira Sawah besar, Jakarta Pusat.
Akibat insiden bentrok ini, kantor Kemendagri mengalami sejumlah kerusakan, yakni pintu kaca, jendela, dua kaca jendela serta spion mobil dinas, dan pot bunga. Hingga kini, sebanyak 15 orang dari pihak massa diamankan dan dibawa ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.