MAKSUD hati menjala tongkol, eh, malah kerbau yang kecantol. Ini bukan silap mata orang yang lama melaut, tapi memang nyata dialami Warban, 50 tahun, nahkoda kapal motor Sumber Urip. Warga Desa Wonokerto, Pekalongan, Jawa Tengah ini, bersama 27 awak kapalnya, setelah berhari-hari belum juga menuai hasil memadai di perairan sekitar Karimunjawa. Lalu, ia putar kemudi menuju perairan Menyawak, di lepas pantai Kabupaten Cirebon. Menunggu lagi sehari semalam baru ada ikan yang sudi masuk jaringnya. Tak lama kemudian, siang pertengahan Juli lalu, Warban dkk. melihat di kejauhan seperti ada kerumunan ikan tongkol. Gas ditancap. Begitu sampai di tempat yang dituju, segera jaring ditebar. Hooop! Waduh, berat betul sekali ini. Ramai-ramai mereka mengangkatnya. Dan saat jaring tersembul kepermukaan, segenap awak kapal terkesiap. Sebab, yang nampak bukan tongkol, melainkan kerbau. "Saya kira hantu laut," gumam Warban. Maklum, kalau kuda laut cuma sejempol, ini tanpa disangka ketemu kerbau di laut yang ukurannya persis kerbau betulan. Siapa yang tak merinding? Hewan itu masih hidup pula. Saat itu memang sedang pingsan. Namun, rasa waswas para awak kapal lenyap karena melihat ada cap B-12 di punggung si kerbau. Gas kapal ditekan menuju darat. Setelah merapat di tempat pelelangan ikan (TPI) Pekalongan, ikan ditenteng ke TPI, sedangkan kerbau dituntun ke pos polisi pelabuhan. Selesai proses verbal, polisi mempersilakan si kerbau dibawa pulang oleh Tian Tjoen, pemilik kapal motor yang dijalankan Warban dan kawan-kawan itu. "Dugaan kami, kerbau itu terlempar dari sebuah kapal barang. Karena ditemukan di tengah laut, dan bukan hasil curian, kami berani menyerahkan kepada penemunya," kata Serka. (Pol.) Darman, Kepala Polisi Pelabuhan Pekalongan. Kerbau itu sehat-walafiat. Harganya di pasar mencapai Rp 700 ribu. Tapi Tian Tjoen tak melegonya. Juragan Tjoen bahkan menyerahkan lagi kerbau itu kepada Warban untuk dirawat, dan hasilnya dibagi dua pula. "Kebetulan shio saya kerbau. Hadirnya kerbau itu, siapa tahu, membawa hoki," kata Tian Tjoen, seperti dituturkan Serka. Darman kepada Bandelan Amarudin dari TEMPO. Meski kerbau itu ditemukan di kawasan laut utara Jawa, toh kaum penjudi memandangnya bertuah juga bagai "kerabat" Ratu Kidul -- yang beken dianggap penguasa Laut Selatan. Pada hari sekitar kerbau itu mendarat, para pecandu lotere langsung pasang buntut 12. Hasilnya, sialan, meleset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini