Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Damkar Kabupaten Bekasi Evakuasi Ratusan Sarang Tawon Selama 2019

Petugas rescue Dinas Pemadam Kebakaran, Kabupaten Bekasi telah mengevakuasi lebih dari 100 sarang tawon Vespa Affinis atau tawon ndas.

17 Desember 2019 | 17.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tampak 2 orang petugas damkar memakai pakaian khusus untuk melakukan eksekusi evakuasi sarang tawon. Lokasi : Lapangan Banteng, Jakarta, 17 Desember 2016. TEMPO/Maria Fransisca (magang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bekasi - Petugas rescue Dinas Pemadam Kebakaran, Kabupaten Bekasi telah mengevakuasi lebih dari 100 sarang tawon Vespa Affinis atau yang biasa disebut tawon ndas sepanjang 2019. Permintaan evakuasi semakin meningkat sejak dua bulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Semenjak ada berita korban meninggal akibat sengatan tawon ndas, permintaan meningkat," kata Kepala Regu Evakuasi dan Penyelamatan Dinas Pemadaman Kebakaran Kabupaten Bekasi Adhi Nugroho kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan, hampir setiap hari tim rescue melakukan evakuasi sarang tawon ndas di permukiman warga.

Bahkan, dalam semalam, petugas Damkar bisa menerima lima titik permintaan pemusnahan sarang tawon. "Terbaru semalam, ada permintaan karena tawon menyengat orang sampai meninggal," ujar Adhi.

Korban meninggal akibat dikeroyok tawon ndas itu adalah Sutarma, 74 tahun, warga Kampung Kedung Bokor RT 01 RW 08 Desa Pantaimekar, Kecamatan Muara Gembong. Korban meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit Annisa Cikarang pada 13 Desember 2019.

"Korban dirawat selama dua hari setelah diserang tawon pada 11 Desember lalu," ujar dia.

Koloni ini menyerang Sutarma, setelah sarang tawon yang berada di genting rumah milik Sukari, 60 tahun dirusak untuk mengusir serangga itu. Selain menyerang Sutarman, tawon ndas itu juga pernah menyerang lima orang penduduk setempat. Anah, 30 tahun, Narsah (30), Mila (15), Linda (18), Komarudin (46). Tapi, hanya merasakan meriang dan tak sampai dilarikan ke rumah sakit. "Kami imbau warga tidak sembarangan melakukan evakuasi, lebih baik melapor ke tim rescue," ujar dia.

ADI WARSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus