Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dinkes DKI Jelaskan 5 Karakteristik Pasien Kasus Covid-19 Arcturus di Jakarta

Pasien Covid-19 Arcturus di Jakarta mengeluhkan gejala baru yaitu mata merah, perih, keluar kotoran mata atau belek.

19 April 2023 | 13.18 WIB

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, berpose di ruang kerja. (Foto: Antara)
Perbesar
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, berpose di ruang kerja. (Foto: Antara)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Surveillance, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan lima karakteristik pasien kasus subvarian Omicron XBB.1.16 yang dikenal dengan nama arcturus di Jakarta. Lima pasien tersebut terdiri dari empat orang perempuan dan satu orang pria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan tiga orang berusia 20-40 tahun, satu orang usia 56 tahun, dan satu orang usia 74 orang yang mayoritas mengeluhkan gejala baru, yaitu mata merah, perih, keluar kotoran mata atau belek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Empat orang bergejala ringan, satu orang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang (pneumonia) dirawat selama 6 hari dan sudah sembuh saat ini (kondisi baik)," kata Ngabila melalui keterangan tertulis, Rabu, 19 April 2023.

Selanjutnya, satu pelaku perjalanan luar negeri dari India dan empat lainnya transmisi lokal di komunitas Jakarta. “Empat pasien sudah sembuh dan satu pasien masih isoman. Kelimanya sudah vaksinasi tiga kali," katanya.

Ngabila meminta masyarakat mengantisipasi penyebaran Covid-19 di periode lebaran dengan disiplin bermasker terutama saat sedang sakit/tidak enak badan, bertemu orang sakit, dan di transportasi umum atau di perjalanan mudik.

Ia mengimbau pula agar masyarakat menhafa stamina baik dengan makan, tidur, istirahat cukup, jangan kecapekan, dan tidak stress. “Untuk yang memiliki penyakit komorbid terus dibawa obatnya terutama saat mudik. Pastikan jumlahnya cukup dan tidak habis selama mudik. Obat diminum teratur,” ucap dia.

Komorbid yang menyebabkan kematian tinggi pada Covid-19, kata Ngabila, adalah penyakit paru kronik, yaitu asma sedang /berat, Bronkiektasis, Fibrosis kistik, Emboli paru, Hipertensi pulmonal, Jaringan parut di paru.

Penyakit lainnya adalah penyakit jantung, gagal jantung, penyakit jantung koroner, hipertensi, kardiomiopati, kanker, penyakit ginjal kronik; diabetes mellitus (Tipe 1 & 2), stroke, HIV atau TBC, Talasemia, serta Autoimun. “Berikutnya, kondisi dan kebiasaan adalah hamil, obesitas, lansia dan usia di atas 40 tahun, perokok/pernah merokok,” tuturnya.

Ngabila mengimbau warga untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 dan melakukan deteksi dini jika memiliki gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, mata merah atau belekan. “Juga pada kontak erat kasus positif yang memiliki risiko tinggi tertular. Pemeriksaan PCR dan antigen gratis di puskesmas jakarta terdekat dan mengontrol komorbid dengan minum obat rutin yang biasa dikonsumsi,” tuturnya.

 

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus