Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Kraken alias Omicron XBB 1.5, sebuah subvarian baru dari virus Covid-19 terdeteksi sejak Januari 2023. Subvarian baru tersebut saat ini telah menjangkiti setidaknya 34 negara di dunia, termasuk Indonesia. Masih termasuk salah satu keluarga Omicron, Arcturus alias Omicron XBB 1.16 memiliki tingkat penularan tinggi menurut para ahli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Covid-19 Arcturus 1,17 hingga 1,27 kali lebih menular daripada Kraken. Hal ini menghasilkan prediksi bahwa subvarian Omicron tersebut bakal menjadi strain dominan di masa yang akan datang. Walakin, Arcturus sebenarnya hanyalah langkah kecil dalam evolusi virus Covid-19 yang lambat untuk mengimbangi sistem kekebalan tubuh manusia. Itu selaras dengan kabar baik bahwa Arcturus diklaim tidak lebih berbahaya daripada varian-varian lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun demikian, Covid-19 Arcturus tetap dapat menyebabkan penyakit yang cukup serius. Tercatat sedikit peningkatan keterisian tempat tidur rumah sakit di beberapa negara seperti India dan Indonesia meski tidak ada perubahan tingkat keparahan yang signifikan. Lantas, apa saja gejala yang disebabkan oleh subvarian Covid-19 Arcturus ini?
Gejala Covid-19 Arcturus
Seperti subvarian virus Covid-19 Kraken yang tengah dominan saat ini, evolusi Arcturus mempertahankan kemampuan untuk menyebabkan penyakit parah. Sejumlah organisasi dan lembaga kesehatan dunia mengimbau agar setiap orang harus terus awas terhadap strain baru yang beredar serta menjaga protokol kesehatan, terlebih jika mereka belum mendapatkan vaksinasi dosis booster.
Kondisi pandemi memang sudah jauh lebih baik, tetapi ancaman belum sepenuhnya hilang. Sejumlah kematian akibat Covid-19 telah dilaporkan berkaitan dengan subvarian Arcturus. Oleh karena itu, amati sederet gejala Covid-19 Arcturus sebagai berikut:
- Demam tinggi (terutama pada anak-anak).
- Konjungtivitis (mata merah dan gatal).
- Batuk dan tenggorokan gatal
- Pilek dan hidung tersumbat.
- Kelelahan, nyeri tubuh, dan sakit kepala.
Hingga saat ini, gejala tersebut jarang terjadi pada pasien Covid-19. Orang-orang di belahan Bumi utara lantas sering dilanda kebingungan karena banyak dari mereka yang biasa mengalami alergi musim semi dengan gejala serupa. Di luar dari wilayah itu, gejala Covid-19 Arcturus patut diwaspadai.
Melindungi Diri dari Subvarian Baru Covid-19
Belum ada vaksin yang secara khusus menargetkan Omicron XBB.1, XBB 1.5 (Kraken), dan XBB 1.16 (Arcturus). Selagi menunggu formulasi vaksin berikutnya yang akan mempertimbangkan evolusi varian baru, masyarakat dunia harus kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Hidup berdampingan dengan pandemi berarti harus melihat kemunculan varian-varian baru di masa mendatang. Penggunaan masker akan memiliki manfaat besar bagi siapa pun dan dalam keadaan apa pun. Tak hanya Covid-19, masker dapat melindungi manusia dari berbagai patogen lain seperti influenza. Pemangku kebijakan di setiap negara harus terus mendorong budaya memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.
Pada akhirnya, mendapatkan vaksinasi Covid-19 masih menjadi antisipasi paling baik untuk melindungi komunitas dari penularan virus yang lebih tinggi. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas) pun sangat disarankan untuk menerima vaksin penguat atau booster.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM