Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dinkes DKI Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Jakarta Masih Terkendali, Angka Kematian Meningkat

Dinas Kesehatan DKI sempat menyatakan varian Arcturus bisa menjadi penyebab naiknya angka kasus Covid-19 di Jakarta.

2 Mei 2023 | 05.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga mendapatkan suntikan dosis keempat atau booster kedua vaksinasi Covid-19 di Blok A Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa, 24 Januari 2023. Pelaksanaan vaksinasi ini dilaksanakan serentak di sejumlah puskesmas kelurahan dan kecamatan di Jakarta Timur.TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami peningkatan selama seminggu terakhir akibat varian Arcturus. Meski demikian, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan bahwa situasi Covid-19 di DKI masih sangat terkendali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Situasi Covid-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangannya, Senin, 1 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ngabila mengatakan, positivity rate meningkat tajam yang menandakan banyak kasus positif Covid-19 tidak terdeteksi di lapangan. Positivity rate merupakan persentase jumlah kasus positif terinfeksi virus corona dibagi dengan jumlah orang yang menjalani tes atau pemeriksaan.

Dengan peningkatan kasus Covid-19, Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit juga mengalami kenaikan 16 persen dalam seminggu terakhir ini.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 16 orang meninggal akibat Covid-19 di Jakarta. Semuanya adalah pasien berusia di atas 30 tahun dan belum melakukan vaksin dosis empat.

"Bahkan sepuluh di antaranya belum vaksinasi sama sekali," ujar Ngabila.

Puncak kasus Covid-19 di DKI Jakarta diperkirakan akan terjadi minggu depan. Sedangkan puncak kematian adalah 7-14 hari dari puncak kasus.

"Tren naik, prediksi puncak minggu depan atau 6 minggu dari 23 Maret 2023 sejak Arcturus pertama kali terdeteksi," kata Ngabila.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terdapat lima kasus subvarian Omicron XBB.1.16 yang dikenal dengan Covid Arcturus pada Maret lalu.

Lima pasien varian Arcturus di Jakarta tersebut terdiri atas satu laki-laki dan 4 perempuan. Tiga di antaranya berusia 20-40 tahun serta dua lainnya berusia 56 tahun dan 74 tahun.

Mayoritas pasien mengeluhkan gejala baru berupa mata merah, perih, keluar kotoran mata atau mata belekan. Empat orang bergejala ringan, satu orang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang (pneumonia) dirawat selama 6 hari dan semunya sudah dinyatakan sembuh.

Satu dari lima pasien tersebut diketahui baru saja melakukan perjalanan luar negeri dari India. Sedangkan empat pasien lainnya transmisi lokal di komunitas Jakarta.

Dinas Kesehatan DKI sempat menyatakan varian Arcturus bisa menjadi penyebab naiknya angka kasus Covid-19 di Jakarta. 

"Tidak menutup kemungkinan varian baru Arcturus yang menyebabkan kenaikan kasus, karena sudah terbukti terjadi transmisi lokal di Jakarta sejak 27 Maret kemarin," kata Ngabila, Jumat, 14 April 2023.

Sejalan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual serta muntah, untuk segera memeriksakan ke puskesmas terdekat. "Apapun variannya masyarakat jangan panik, perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi," ujar Ngabila.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus