Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Harga Sapi Kurban di Depok Naik 10 sampai 15 Persen, Jalani Pemeriksaan Kesehatan 12 Kali

Harga sapi kurban untuk Idul Adha 1444 Hijriah atau tahun 2023 di Depok mengalami kenaikan 10-15 persen dari tahun sebelumnya.

24 Mei 2023 | 15.43 WIB

Pedagang sapi kurban di Jalan KSU, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Ruslan menunjukan barcode penanda sapi dagangannya sehat, Selasa, 23 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pedagang sapi kurban di Jalan KSU, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Ruslan menunjukan barcode penanda sapi dagangannya sehat, Selasa, 23 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Depok - Harga sapi kurban untuk Idul Adha 1444 Hijriah di Depok mengalami kenaikan 10-15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan harga hewan kuraban itu disampaikan pedagang sapi di Jalan KSU, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Ruslan, 51 tahun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Penyebab biaya ekspedisi naik dan beli sapi sudah agak susah di kampungnya juga, saya pakai sapi Bima," kata Ruslan, Selasa, 23 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tahun ini, misalnya, untuk sapi Bima seberat 220-230 kg dijual sekitar Rp 15 juta, sedangkan berat 300-350 kg seharga Rp 28 juta dan berat 500 kg di angka Rp 35 juta.

"Kalau tahun lalu masih ada yang Rp13 jutaan, kenaikannya 10 sampai 15 persen," ungkap Ruslan yang tiap tahun berjualan di seberang Garnisun Depok.

Menjelang Idul Adha 2023, Ruslan telah mulai berjualan sejak 9 April. Dia membawa 230 ekor sapi yang didatangkan bertahap ke Depok.

"Sertifikat kesehatan alhamdulillah lengkap, sampel darah. Sudah ada tanda sehat semua, sudah lulus uji kesehatan, tiap sapi sudah mendapatkan barcode," papar Ruslan.

Ruslan mengungkapkan sapi dagangannya harus melewati 12 kali pemeriksaan kesehatan, mulai dari dinas peternakan Kabupaten Bima, karantina provinsi dan pemeriksaan tiap wilayah.

"Pemeriksaan itu tiap wilayah, 12 kali sampai bisa lolos ke sini," katanya.

Tahun lalu, dia membawa 200 ekor sapi Bima dan habis seluruhnya untuk pembeli dari Depok serta beberapa daerah terdekat seperti Bogor dan Bekasi.

"Sekarang belum ada yang terjual, biasanya H-5 baru ramai. Saya biasanya menggratiskan ongkos kirim dan pemeliharaan sampai diantar ke tujuan, tergantung dari permintaan konsumen," kata Ruslan.

Pegadang sapi kurban lain, Parman, 51 tahun, juga mengungkap kenaikan harga sapi sekitar 10-15 persen dari tahun sebelumnya.

"Memang ekpedisinya sekarang naik," kata Parman.

Parman mengklaim semua sapi di kandangnya sudah memenuhi standar Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti tidak boleh cacat, tidak boleh luka, gigi rahang sudah harus ada dan lainnya.

"Kalau tidak memenui syarat tersebut, tidak boleh masuk," ujarnya. 

Demikian juga dengan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban. Dia mengatakan lebih enak saat pengangkutan menggunakan kapal laut dan hanya sekali pemeriksaan kesehatan di Jawa Timur.

Pada tahun ini, pemeriksaan sapi kurban hingga 12 kali. "Pemeriksaan benar-benar ketat, harus vaksin 3 kali, pemeriksaan kesehatan 12 kali dan sampel darah 1 kali sebelum berangkat. Jadi sapi di sini ada sertifikat vaksin, sertifikat pelepasan karantina dan sertifikat kesehatan hewan," kata Parman.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus