Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie di Universitas Indonesia Depok menanggapi aksi pembakaran bendera di Garut sebagai budaya berpolitik belum matang.
“Tidak perlu bendera dibakar-bakar” ujar Jimly di kampus Universitas Indonesia Depok Kamis 25 Oktober 2018.
Baca : HMI Batal Demonstrasi di Kantor GP Ansor Soal Pembakaran Bendera Tauhid
Menurut dia budaya politik di Indonesia masih mengutakaman emoasi. Kalau sesama ormas tidak perlu saling bakar atribut. “Nggak perlu juga (ormas) mengambil fungsi negara.”.
Sebelumnya, peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid terjadi di Alun-alun Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat pada Ahad 21 Oktober 2018. Aksi pembakaran bendera itu terekam dalam sebuah video berdurasi lebih-kurang 02.05 menit yang viral di media sosial. Dalam video itu, tampak belasan orang berseragam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).
Baca juga :
Pengamat: Kini Saatnya DKI Berlakukan Ganjil Genap Sepeda Motor
Tak hanya bendera, mereka juga nampak membakar ikat kepala berwarna hitam bertuliskan aksara arab itu. Agar kedua benda lebih cepat dilalap api, mereka menggunakan koran yang juga telah disulut. Sementara itu, ada salah satu dari mereka yang mengibarkan bendera Merah Putih berukuran besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus Pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor sudah menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan terkait insiden pembakaran bendera itu pada Rabu 24 Oktober 2018 di Jakarta.
IRSYAN HASYIM | TAUFIQ SIDDIQ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini