Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor -Kepala Desa Wanaherang, Agus Suherman mengatakan, dipilihnya Kecamatan Jonggol sebagai calon Ibu Kota Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Timur harus dikaji ulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agus mengatakan, Kecamatan Jonggol memiliki banyak lahan produktif utamanya penghasil padi, dengan adanya penunjukkan bakal ibu kota Kabupaten Bogor Timur dikhawatirkan jumlah lahan produktif semakin berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang sudah banyak lahan sawah alih fungsi, Jonggol mau jadi ibukota pasti akan marak pembangunan, gimana nasib sawahnya,” kata Agus ditemui Tempo, Kamis 25 Juli 2019.
Hal inilah yang kemudian, kata Agus, menjadi alasan dirinya sempat tidak mau menandatangani Surat Keputusan Musyawarah Desa (SKMD) yang merupakan syarat mutlak agar DOB Kabupaten Bogor Timur terlaksana.
“Sekarang saya sudah tandatangan, dengan catatan jangan Jonggol jadi ibu kota,” ujar Agus lagi.
Agus mengatakan, selama kurang lebih dua tahun dirinya kekeh tidak ingin tandatangan SKMD, baru tiga pekan lalu lalu ia menandatangani surat tersebut setelah bermusyawarah dengan warga desanya.
“Warga meyakini saya agar tandatangan, dengan catatan Gunung Putri yang jadi kecamatan,” beber Agus terkait pencalonan Jonggol menjadi Ibu Kota Kabupaten Bogor Timur.