Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menjawab tudingan soal daerahnya yang menjadi penyumbang sampah Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Rahmat tak mau pusing dengan tudingan itu dan menyebut bahwa persoalan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Marilah kita bekerja sama, karena kita bagian integral Jawa Barat, kota dan kabupaten, dan mari kerja sama dari kawasan nasional untuk membangun rakyatnya yang namanya rakyat Indonesia," kata Rahmat di Bekasi, Jumat, 11 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kali Pisang Batu di Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi dipenuhi oleh sampah. Pemerintah kabupaten menyebut bahwa sampah tersebut disumbangkan oleh Kota Bekasi. Alasannya, hulu sungai itu ada di Kota Bekasi.
Aliran sungai tersebut memang melintasi permukiman warga di wilayah Kecamatan Bekasi Utara dan Medansatria, Kota Bekasi. Di sana terdapat beberapa pasar tradisional.
Rahmat tak menampiknya. Sebab, ditemukan juga tumpukan sampah yang diperkirakan mencapai ratusan ton di Sungai Bancong, Medansatria, Kota Bekasi. Kali Bancong merupakan hulu Kali Pisang Batu yang kini tengah disterilisasi dari ribuan ton sampah rumah tangga dan sampah pasar. Adapun sampah di Kali Bancong mulai dibersihkan hari ini oleh tim pematusan Kota Bekasi.
"Jadi gini, republik ini satu. NKRI. Kalau dibilang sampah dari Kota Bekasi iya. Tapi saya juga enggk bisa bilang sampah dari saya itu dari Bogor. Bogor juga enggak bisa bilang sampah dari hulunya lagi," kata Rahmat.
Karena itu, politisi Partai Golkar ini meminta tidak usah mempersoalkan asal muasal sampah Kali Pisang Batu. Menurut Rahmat, yang terpenting adalah bekerjasama membentuk karakter masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke saluran air. "Supaya yang dari sini bersih, di kabupaten bersih dan di Bogor bersih," ujarnya.