Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau di Jabodetabek tahun ini diperkirakan sampai Oktober 2019. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau panjang di Jakarta menyebabkan empat wilayah di Jakarta awas kekeringan di level merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Empat wilayah level awas adalah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara," ujar Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Tangerang Selatan, Yanuar Henry Pribadi, kepada Tempo, Kamis, 22 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yanuar menjelaskan, potensi kekeringan terjadi karena curah hujan yang cukup rendah di empat wilayah tersebut, yakni berkisar di angka 1-20 mm per dasarian atau sepuluh hari. Padahal, normalnya curah hujan adalah 50 mm per dasarian.
Adapun wilayah yang diprediksi akan mengalami kekeringan adalah Jakarta Pusat yang meliputi Menteng, Gambir, Kemayoran, dan Tanah Abang; Jakarta Timur meliputi Halim Perdanakusumah, Pulogadung, Cipayung; Jakarta Selatan meliputi Tebet, PasarMinggu, dan Setiabudi; serta Jakarta Utara yang meliputi Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dan Penjaringan.
Dampak kekeringan di level waspada, ujar Yanuar, wilayah tersebut akan mengalami pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih, memperparah polusi udara di Jakarta, dan akan berdampak banyak pada sektor pertanian yang menggunakan sistem tadah hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta.
Kondisi kemarau di DKI Jakarta ini, menurut BMKG, terjadi sejak 20 Agustus hingga 20-60 hari ke depan.