Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kemarau Panjang, Pemilik Jasa Pengeboran Sumur Panen Rezeki

Pemilik jasa pengeboran sumur mengaku kebanjiran order saat kemarau panjang seperti saat ini.

24 Oktober 2019 | 17.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga membersihkan rumput liar pada lahan pertanian yang kering di Ngerangan, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. Menurut petani setempat, sudah enam bulan terakhir lahan pertanian di wilayah tersebut mengalami kesulitan air karena kemarau panjang sehingga menyebabkan dua kali gagal panen padi dan kedelai. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarau panjang yang membuat banyak daerah di DKI Jakarta mengalami krisis air membawa rezeki bagi pemilik jasa pengeboran sumur. Pendapatannya bisa meningkat berlipat ganda dibanding saat musim penghujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misalnya seperti yang dialami Toladi Wonogri, 49 tahun. Pemilik jasa pengeboran sumur di wilayah Jakarta Selatan tersebut mengaku pendapatannya lebih besar dibandingkan pada saat musim hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perbandingannya ya agak jauh, kalau sebelum kemarau itu gak banyak melakukan pengeboran sumur, kebanyakan di service pompanya. Itu seminggu bisa 2 - 3 kali. Kalau musim kemarau gini, saya biasanya bisa masuk 2-3 kali dalam sehari,” kata Toladi pada Rabu, 23 Oktober 2019 di Cipete, Jakarta Selatan.

Jika dikaitkan dengan omzet, ia mengatakan jika keuntungan yang ia dapat tidak terlalu besar karena banyak pesaing-pesaing di sekitar daerahnya yang menekuni bidang yang sama.

“Jika dibandingkan dengan biasanya, ya kalau biasanya hanya cukup untuk makan, tapi kalau musim kemarau seperti ini saya bisa menyisihkan pendapatan saya sedikit-sedikit. Tapi, di sini banyak yang bekerja sebagai tukang pompa, ada ratusan orang tukang pompa,” katanya.

Namun ia mengakui jika pendapatannya pada tahun lalu lebih besar dibandingkan tahun ini dikarenakan musim kemarau pada tahun lalu jauh lebih panjang daripada tahun ini.

“Kayaknya rame tahun lalu, kalau ini kan kurang lebih baru 7 bulan. Yang dulu itu lama sekali dan memang lebih rame dulu,” katanya.

Bagi penjaja jasa pengeboran sumur seperti Toladi, musim kemarau ini adalah musim di mana para buruh pompa air bisa bekerja dengan produktif jika dibandingkan dengan musim hujan.

“Karena tukang pompa ini kan kerjanya borongan ya, gak tentu seperti pekerjaan lainnya. Mungkin kalau ibaratnya orang jualan es, harapannya mungkin kan ya panas. Seperti nasib saya."

"Tukang es kalau lagi musim hujan mungkin hanya satu sampai dua gelas yang laku, tukang pompa juga begitu, kalau lagi musim hujan yang orang butuh kan juga tidak banyak, hanya satu sampai dua orang, atau langganan-langganan saja yang panggil jika ada masalah,” kata Toladi.

Menurut Toladi, musim kemarau tahun ini akan tetap berlangsung hingga 2 bulan ke depan jika melihat cuaca saat ini yang cukup panas.

MEIDYANA ADITAMA WINATA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus