Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan 250 paket makanan olahan ikan untuk anak yatim dan duafa di Kota Bekasi pada Minggu, 18 Oktober 2020. Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, konsumsi sayur dan ikan di daerahnya memang masih rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di kota, cari junk food lebih gampang daripada cari gabus pucung,” kata dia dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Tri kepada anak yatim binaan Yayasan Al Iman Antara di Bintara Jaya, Kota Bekasi. Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Darmadi Aries Wibowo, turut menyaksikan penyerahan tersebut.
250 paket itu merupakan produksi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Bekasi. Menurut Tri, sudah saatnya diadakan kampanye agar masyarakat gemar makan ikan.
“Tapi mengubah mind set memang perlu waktu,” ucapnya.
Darmadi menambahkan penyaluran bantuan merupakan bagian dari Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) guna menangani dampak Covid-19. Program Gemarikan, dia membeberkan, memiliki empat tujuan.
Keempatnya antara lain meningkatkan konsumsi ikan, mendukung penurunan stunting dan gizi buruk, mempromosikan produk perikanan sebagai makanan kaya gizi dan protein, serta menyerap produk ikan yang kemudian disalurkan kepada masyarakat.
Baca juga: Penyebab 8 Polisi di Bekasi Positif Corona: Kelelahan Jaga Demo Omnibus Law
Sebab, Angka Konsumsi Ikan (AKI) Nasional masih rendah. Pada 2018, AKI Nasional sebanyak 50,69 kilogram per kapita. Angkanya naik menjadi 54,49 kilogram di 2019. Darmadi berujar, tahun ini ditargetkan AKI mencapai 56,39 kilogram.
Meski konsumsi ikan warga Bekasi disebut rendah, AKI Kota Bekasi tercatat 46,01 kilogram pada 2019 atau di atas rata-rata Jawa Barat, yaitu 32,06 kilogram. Darmadi merujuk pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas 2019.