Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Langkah DKI Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 dan Ancaman Rumah Sakit Kolaps

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan penguatan Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat RT/RW penting dalam menghadapi situasi ini.

15 Januari 2021 | 15.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto aerial suasana malam hari di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan COVID-19 Kompleks Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Selasa, 22 Desember 2020. ANTARA/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penambahan kasus Covid-19 harian di DKI Jakarta dalam dua hari terakhir meningkat tajam. Pada Rabu, 13 Januari 2021, Dinas Kesehatan DKI mencatat ada penambahan 3.476 kasus konfirmasi positif Covid-19. Saat itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan tercatat ada 19.459 kasus aktif, pasien dirawat di rumah sakit maupun menjalani isolasi mandiri dengan persentase kasus positif Covid-19 (positivity rate) sebesar 15,1 persen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selang satu hari setelahnya, Kamis, 14 Januari 2021, ditemukan 3.165 kasus positif Covid-19 baru. Dengan 20.499 kasus aktif, positivity rate di Jakarta sebesar 16,4 persen. Angka positivity rate itu jauh di atas standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yaitu tak lebih dari 5 persen. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ketersediaan tempat tidur isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 kian menipis. Kemarin Riza mengatakan bahwa tingkat keterisian kedua fasilitas itu di 141 rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 telah lebih dari 80 persen. “Rumah sakit memang semakin menipis,” kata Riza seusai meninjau penerapan protokol kesehatan di Mal Ciputra, Jakarta Selatan kemarin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah kembali memperketat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada periode 11-25 Januari 2021. Harapannya, dengan pengetatan itu kasus Covid-19 melandai. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2021 yang diteken pada 7 Januari 2021. 

Anies juga menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan, Jangka Waktu dan Pembatasan Aktivitas Luar Rumah PSBB. Jenis pembatasannya antara lain jumlah orang yang bekerja di kantor maksimal 25 persen dari kapasitas normal, jam operasional rumah makan sampai pukul 19.00 WIB, dan transportasi umum hanya melayani penumpang hingga 20.00 WIB. Fasilitas umum, sosial, dan budaya ditutup.

Untuk mengatasi jumlah pasien yang melonjak, pemerintah DKI berjanji menambah jumlah rumah sakit rujukan. Pemerintah akan menggandeng rumah sakit swasta untuk membantu menangani pasien Covid-19. “Tentu tidak mengurangi pelayanan kesehatan untuk penderita penyakit lainnya," kata Riza. Hingga saat ini belum ada rumah sakit swasta di Jakarta yang menjadi rujukan Covid-19.

Menurut Riza, salah satu faktornya melonjaknya angka keterisian fasilitas tempat tidur dan ICU di Jakarta adalah karena rumah sakit rujukan juga menerima pasien dari wilayah lain, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Bahkan, kata RIza, 30 persen kamar RS rujukan Covid-19 di Jakarta terisi oleh pasien yang berasal dari luar kota. 

Selain fasilitas kesehatan, Pemerintah DKI Jakarta kini kembali menyiapkan lahan pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19 di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Riza Patria mengatakan lahan itu untuk membantu lahan di Tempat Pemakaman Umum Rorotan yang kini menjadi lokasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. 

Lahan pemakaman Srengseng Sawah sudah mulai dipakai sejak Selasa, 12 Januari lalu. Lahan itu dipakai karena makam khusus jenazah Covid-19 muslim sebanyak 4.500 lubang di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, sudah penuh. “Sebagian jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di Srengseng Sawah,” kata Riza kemarin.

Selain TPU Tegal Alur, TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur yang juga khusus menampung jenazah Covid-19 juga sudah penuh. Blok makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon untuk jenazah muslim sudah penuh per 8 November 2020 dan untuk jenazah Covid-19 non-muslim sudah penuh sejak 20 Desember 2020, sehingga pengelola TPU terpaksa memberlakukan sistem tumpang.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan penguatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat RT dan RW penting dalam menghadapi situasi saat ini. Menurut dia, saat ini kluster keluarga semakin meningkat. Kesadaran masyarakat di tingkat akar rumput soal Covid-19 perlu terus ditingkatkan.

Salah satu intervensi Pemerintah DKI adalah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diperketat. Upaya lain adalah program Kampung Tangguh yang digagas oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran. Sehingga ada sinergi antara Pemerintah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah untuk penguatan. “Semakin lama kluster keluarga semakin banyak,” kata Widyastuti di Balai Kota hari ini. 

Lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta sebenarnya telah diprediksi sejumlah epidemiolog sejak akhir tahun lalu, salah satunya adalah Tri Yunus Miko Wahyono dari Universitas Indonesia. Tri saat itu mengatakan lonjakan angka kasus akan disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat yang memanfaatkan libur Hari Raya Natal dan Tahun baru untuk melancong ke luar kota.

Selain itu, risiko peningkatan juga semakin tinggi karena masyarakat abai terhadap protokol kesehatan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Pelacakan terhadap kontak erat penderita Covid-19, kata dia, juga rendah. Selain itu, risiko peningkatan juga semakin tinggi karena masyarakat abai terhadap protokol kesehatan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Tri mengingatkan agar jangan sampai terjadi lonjakan kasus, tapi fasilitas kesehatan dan SDM belum siap. “Kalau tidak dipersiapkan risikonya meningkatkan angka kematian," kata dia saat dihubungi pada Jumat, 25 Desember 2020.  

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono pada awal tahun ini juga memperkirakan rumah sakit akan kolaps menghadapi pasien Covid-19 yang terus meningkat pesat. Hal itu akan terjadi jika pemerintah pusat tak segera bertindak mengatasi pandemi yang menurutnya kian memburuk. 

Menurut dia, ketersediaan tempat isolasi dan alat medis di Jakarta sebenarnya lebih siap ketimbang daerah lain. "Yang paling parah adalah di luar DKI," ujar Pandu Riono saat dihubungi pada Selasa, 5 Januari 2021.  Namun fasilitas kesehatan Ibu Kota lama-lama ambruk juga dengan kondisi banyaknya jumlah pasien Covid-19 seperti saat ini.

 

ADAM PRIREZA | IMAM HAMDI | LANI DIANA

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus