Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lelaki dan Kancah Itu

4 Februari 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA hidup dalam sebuah kancah yang keras: perang, operasi militer, pemberontakan, penaklukan lawan politik. Ia tahu medan yang keras selalu memberi kesempatan. ”Pemberontakan” 1965 yang ditumpasnya membuatnya menjadi orang nomor satu di sebuah negeri selama lebih dari tiga dasawarsa. Soekarno yang selama bertahun-tahun menjadi Pemimpin Besar Revolusi, pasca-1965 ”dikuncinya” hingga akhirnya wafat pada 1970. Di usia senja ia dianugerahi gelar Jenderal Besar. Ia meraih semuanya: kekuasaan, pengaruh, kesenangan, tawa lebar.

Ia mangkat pekan lalu dan kenangan itu masih rapi tersimpan. Saat ia panen ikan bersama para ”punggawa”. Ketika ia betelekan tongkat kayu berbincang dengan para petani.

Ia hidup dalam sebuah kancah yang keras. Ia tahu itu bisa memberinya banyak kesempatan....

view pdf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum