Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lima Fakta Pelemparan Bom Molotov di Rumah Kader PDIP Bogor

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan tindakan pelemparan bom molotov ke sekretariat PDIP itu bermotif ideologis,

30 Juli 2020 | 07.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bom molotov. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dua hari, 28 dan 29 Juli 2020, dua rumah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di daerah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilempari bom molotov. Pertama adalah rumah kader PDIP, Rosenfield Panjaitan, sekaligus kantor sekretariat Pimpinan Anak Cabang PDIP Megamendung. Penyerangan dilakukan pada 28 Juli, pukul 02.37 WIB. Serangan kedua terjadi di rumah anggota Fraksi PDIP dan juga Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim pada 29 Juli sekitar 02.00. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyerangan itu terjadi setelah partai dengan lambang banteng bermoncong putih itu memperingati peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli). Melalui rilis, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan tindakan teror memiliki motif ideologis dan menyerang kepada demokrasi dan tatanan ketentraman rakyat Indonesia.

Berikut adalah fakta-fakta penyerangan terhadap kediaman kader PDIP: 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

  1. Rosenfield mengatakan tak memiliki musuh

Wakil Ketua PAC PDIP Kabupaten Bogor Rosenfield Panjaitan tengah tidur ketika rumahnya dilempari bom molotov. Ia terbangun lantaran mendengar suara ledakan. Rosenfield tak tahu pelaku teror dan motif pelemparan bom itu. Ia mengatakan selama ini tidak memiliki masalah atau musuh dengan siapapun.

Selama ini dia bepergian dengan kendaraan roda dua atau empat tidak ada yang menghadang, dan aman. "Saya serahkan semua kepada polisi. Saat ini pun rumah saya dijaga dua petugas," kata Rosenfield yang pada pukul 6.30. Dan 10 menit kemudian polisi sudah tiba untuk memeriksa lokasi.

  1. Rumah Rosenfield dilempar 3 bom molotov

Kepala bidang Humas bidhumas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Saptono Erlangga mengatakan, polisi sedang menyelidiki jumlah pelaku pelemparan bom molotov itu. Dari tempat kejadian, kata Saptono, polisi menemukan pecahan botol kaca yang diduga sebagai bom molotov itu. Beberapa bagian dinding dan kaca di rumah itu gosong akibat bom molotov. "Ada tiga kali pelemparan, yang pertama mengenai kaca rumah, kemudian di garasi, kemudian lagi di dinding rumah."

  1. Selang sehari, rumah Muad Khalim yang dilempar bom molotov

Muad Khalim mengatakan teror bom molotov itu langsung ditunjukan ke rumahnya yang juga Sekretariat PAC PDIP Cileungsi, di komplek Griya Kenari Emas. Muad menyebut kejadian begitu sangat cepat, pelaku melemparkan bom molotov melalui ventilasi bangunan yang tengah direnovasi. Kejadian itu diketahui oleh tukang bangunan yang menginap. "Tapi mereka tidak mengetahui pelaku karena terlebih dahulu memadamkan api biar tidak kebakaran," kata Muad melalui telepon, Rabu 29 Juli 2020.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Bogor, Ajun Komisaris Ita Puspita Lena, mengatakan personel Kepolisian Polsek Cileungsi dan Polres Bogor menyelidiki kasus ini.
 

  1. Hasto Kristiyanto sebut serangan teror tindakan pengecut

Sekretaris Jenderal PDIP  Hasto Kristiyanto mengecam pelemparan bom molotov di kantor PAC PDIP di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Partainya menentang berbagai bentuk teror. Menurut Hasto, pelemparan bom molotov adalah tindakan pengecut.

Dia menganggap pelemparan bom molotov ke kantor PDIP sebagai bentuk serangan terhadap demokrasi, kemanusiaan, dan tatanan kehidupan masyarakat yang ingin ketenteraman. Tindakan teror, tak boleh dibiarkan. "Mereka yang telah mengganggu ketentraman masyarakat harus ditindak dan hukum tidak boleh kalah dengan berbagai bentuk aksi teror yang anti ketuhanan dan anti kemanusiaan itu,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 Juli 2020.

 

  1. PDIP minta kadernya tenang

Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono meminta kadernya tetap tenang pascapelemparan bom molotov ke Sekretariat PAC PDIP di Kawasan Puncak, Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa, 28 Juli 2020. Ono mengatakan partainya mengutuk keras penyerangan itu. 

Ia meminta polisi mengusut tuntas dan menindak pelaku pelemparan bom molotov di rumah Rosenfield. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian," kata Ono Surono seperti dikutip Antara, Selasa, 28 Juli 2020. PDIP Jawa Barat, kata dia, selalu membuka ruang dialog dengan pihak manapun untuk mendiskusikan masalah-masalah rakyat.

 

ADAM PRIREZA | LANI DIANA | MAHFUZULLOH AL MURTADHO

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus