Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendongeng dan membaca nyaring adalah aktivitas yang sangat disarankan para ahli untuk orang tua. Ada perbedaan mencolok antara mendongeng dan membaca nyaring, kata penerjemah buku Read Aloud, Rossie Setiawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mendongeng biasanya tidak menggunakan buku, tetapi membaca nyaring itu memakai buku," kata Rossie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rossie mengatakan anak mendapatkan dua pengetahuan ketika orangtua membacakan cerita padanya, yang berupa huruf dan bunyi. Bercerita pada anak adalah cara mengembangkan kemampuan otaknya, yakni lewat rangsangan berupa kata-kata.
Proses ini juga dapat membangun ketertarikan anak pada buku. Ketika melihat dia dan orang tua bisa bersenang-senang dengan buku, anak lama-kelamaan akan gemar membaca setelah memahami banyak kosa kata.
Sama seperti mendongeng, sebaiknya orang tua menyampaikan cerita secara ekspresif. Mainkan intonasi agar cerita tidak membosankan, bila perlu gunakan beberapa suara yang berbeda untuk setiap karakter.
"Disarankan gunakan tanda baca yang ada, jadi anak tahu bagaimana intonasi bertanya ketika ada tanda tanya,harus berhenti sejenak ketika ada tanda koma, dan harus berhenti saat bertemu tanda titik. Ini adalah salah satu cara mengajari anak cara membaca," tuturnya.
Manfaat lain yang tak kalah berharga adalah mempererat hubungan dengan anak. Mendengar suara orang tua, melihat ekspresi anak ketika terpesona dengan cerita, kontak fisik selama proses bercerita adalah proses memperkuat ikatan antara orangtua dan anak.
Artikel lain:
Pentingnya Anak Berinteraksi dengan Teman Sebaya dari Kecil
Jenis Buku yang Tepat Digunakan saat Mendongeng untuk Anak
Membacakan cerita secara nyaring untuk anak bisa dilakukan kapan pun, yang pasti seluruh fokus harus dicurahkan untuk kegiatan tersebut sehingga tercipta waktu berkualitas bersama anak.
Tidak perlu waktu terlalu lama dalam bercerita, selama orangtua bisa berkomitmen menjadikan hal itu sebagai rutinitas. Orangtua yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah juga bisa mempraktikannya.
“Sepuluh menit sehari, tapi rutin,” kata Rossie soal durasi bercerita.