Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Putri Marino kerap menulis puisi di beberapa unggahan di Instagram-nya. Puisinya sebagian besar tentang cinta dan kehidupan. Di setiap unggahan puisi, ia menyelipkan tagar #poempm. Ia bahkan membuat akun khusus untuk puisinya @poempm. Belum lama ini, ia juga merangkun kumpulan puisinya dalam sebuah buku Poem Pm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu puisi Putri Marino ditujukan untuk sang suami, Chicco Jerikho. “Teruntuk suamiku, Percayalah bahwa semestamu, warnamu, cahayamu, tawa dan candamu saat ini sedang bekerjasama untuk mengerjaimu...nikmati permainan semesta ini.. Jangan kawatir...aku akan selalu menemanimu....,” tulis Putri Marino dalam unggahan pada akun @poempm yang diunggah 19 Oktober 2019 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puisi lainnya berisi tentang kebahagiaan. "....merasa bahagia atau merasa sedih...semua tergantung ekspetasimu terhadapat semesta yang sedang kau tinggali..,” tulis ibu satu anak ini pada 14 Desember 2019.
Tak hanya itu, Putri Marino juga menulis puisi tentang keluarganya. Dia mengungkapkan rasa bahagianya berkumpul dengan keluarga. “Rumah adalah dimana aku merasa paling bahagia....rumahku salah satunya adalah bisa berkumpul bersama mereka,” tulis Putri pada unggahan 12 Oktober 2019.
Menulis puisi adalah praktik yang sangat baik untuk memperkuat keterampilan menulis seseorang. Seperti dilansir dari laman Writing Forwards, melalui penulisan puisi, kita memperoleh penguasaan bahasa, menumbuhkan kosa kata yang kuat, menguasai perangkat sastra, dan belajar untuk bekerja dalam imajinasi.
Namun, puisi memiliki manfaat lain yang bermakna pada tingkat yang lebih pribadi. Menulis telah lama dipuji sebagai praktik terapi yang mendalam. Faktanya, semua seni memiliki manfaat terapi. Tetapi puisi memberikan berbagai manfaat emosional dan intelektual yang berguna untuk pertumbuhan pribadi, baik untuk perbaikan diri, penanggulangan dan penyembuhan emosional atau psikologis, mengembangkan hubungan, dan bahkan memajukan karier kita - termasuk karier di luar bidang penulisan.
Berikut ini manfaat emosional dan intelektual dari menulis puisi
1. Terapi
Puisi menumbuhkan ekspresi emosional dan penyembuhan melalui ekspresi diri dan eksplorasi perasaan seseorang. Itu menyediakan cara yang aman untuk melampiaskan, memeriksa, dan memahami perasaan kita.
2. Kesadaran diri
Melalui ekspresi mentah dari pikiran dan perasaan kita, puisi dapat membantu kita menjadi lebih terbiasa dengan apa yang terjadi di hati dan pikiran.
3. Berpikir kreatif
Dengan penekanan pada simbolisme, metafora, dan pencitraan, penulisan puisi mendorong dan mempromosikan pemikiran kreatif.
4. Koneksi
Banyak orang menulis puisi secara pribadi, tetapi ketika puisi dibagikan, mereka dapat menginspirasi, bergerak, dan menghormati orang lain, menjalin hubungan interpersonal yang lebih dalam.
5. Katarsis
Tindakan penciptaan - membuat sesuatu dari ketiadaan - adalah pengalaman katarsis.
6. Berpikir kritis
Melalui pengungkapan pikiran dan gagasan, puisi mendorong untuk menantang diri sendiri secara intelektual.
7. Bahasa dan berbicara
Praktek puisi memperkuat keterampilan bahasa, menulis, dan berbicara.
8. Mengembangkan perspektif, empati, dan pandangan dunia
Menulis puisi memotivasi untuk melihat dunia dari berbagai perspektif, yang menumbuhkan empati dan memperluas pandangan dunia seseorang.
9. Fungsi kognitif
Apakah kita sedang mencari kata yang sempurna, mencari cara mengartikulasikan suatu pemikiran, atau menyelaraskan ritme, langkah-langkah yang terlibat dalam puisi memperkuat proses kognitif.