Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti muda dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Arifin Nur telah menemukan bahan bakar alternatif berupa ampas tahu. Ia menjelaskan pada dasarnya bahan bakar sepeda motor kembangan LIPI tersebut adalah biohydro yang awalnya ide ini dikembangkan oleh peneliti LIPI lainnya Dwi Susilaningsih.
"Jadi sebenarnya dari biohydro atau biohidrogen yang muncul akibat reaksi kimia dari mikro alga yang hidup di limbah tahu tersebut," ujar Arifin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mikro alga ini akan memunculkan gas apabila dipicu dengan sinar matahari langsung. Secara teknis limbah tahu tersebut menjadi media hidup dari mikro alga. Walaupun mikro alga juga dapat hidup di media lain namun ampas tahu dianggap paling efisien waktu dan biaya untuk menghasilkan hidrogen.
Baca: Peneliti LIPI Temukan Bahan Bakar dari Ampas Tahu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika motor dihidupkan untuk membuktikan rendahnya tingkat polusi emisi gas buang, ia menyuruh untuk mendekatkan kaca ke mulut knalpot serta gas dipacu sekuatnya. Hal yang terjadi adalah kaca tersebut berembun seperti ketika kita menghela nafas di depan kaca.
Tidak ada kandungan berbahaya apapun kecuali hanya uap air dan karbondioksida (CO2) yang keluar bersama dengan udara. Teknik konversi sepeda motor tidak membutuhkan biaya yang ekstrem.
Hanya biaya Rp 3 juta sudah dapat mengubah dari bahan bakar minyak jenis premium menjadi biohidrogen. Bahkan Ron dari bahan bakar ini sudah mencapai tingkat Ron 102. Lebih tinggi dari Ron Pertamax Racing oktan 100 milik PT Pertamina yang biasanya digunakan mobil supercar, seperti Ferrari, Porsche dan Mercedes Racing.
Kajian penelitian ini masih terbatas pada mesin kapasitas 110 cc yang sesuai pada motor matic. Sebab lebih dari itu akan membutuhkan daya tampung yang lebih besar.
Tidak serta merta lantas inovasi bahan bakar ini mendapat sambutan baik untuk diproduksi secara masal sebagai bahan bakar masa depan. Secara teknis hasil kaji ini masih dalam tahap pengembangan.
Untuk kapasitas 250 mililiter atau satu per empat perbandingan setara dengan premium, bahan bakar biohidrogen ini mampu melajukan kuda besi dengan jarak tempuh maksimal tujuh kilometer. "Ini memang belum efisien untuk menandingi laju premium, karena belum ada penelitian lanjutan," kata Arifin.
Tidak mempengaruhi kecepatan dapur pacu dari motor atas konversi limbah tahu ini, bahkan justu membuat tarikan mesin lebih halus.
Baca: Pengusaha Nasional Didorong Bisnis SBPU
LIPI sendiri memberikan target untuk kapasitas produksi saat ini dari daya tampung pada 250 mililiter akan meningkatkan laju hingga jarak tempuh 40 kilometer. Jika sudah memenuhi target laju jarak 40 kilometer barulah akan dibicarakan dengan pemerintah untuk memberikan porsi bahan bakar ini sebagai alternatif transportasi.
Biaya untuk memproduksi biohidrogen saat ini masih mahal sebab alat produksi belum memadai pada produksi masal. Bila harga BBM satu liter kisaran Rp7.000 maka satu liter biohidrogen dari limbah tahu ini dengan keterbatasan alat maka menghasilkan nilai Rp 100 ribu.