Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Muhammadiyah: Pernyataan Abu Janda Soal Islam Tak Bisa Dipertanggungjawabkan

Muhammadiyah mempertanyakan maksud Abu Janda yang menganggap Islam arogan. Menurut dia, antarmanusia seyogyanya saling menghormati

2 Februari 2021 | 19.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah nelayan mengikuti acara pesta laut di Muara Angke, Jakarta, 12 Desember 2015. Pesta Laut itu sengaja digelar para nelayan di pasar ikan di ujung utara Jakarta itu untuk memperingati upacara sedekah laut atau Nadran. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menganggap pernyataan Permadi Arya alias Abu Janda tak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut dia, setiap ibadah umat Islam memiliki dasar atau perintah yang tertuang dalam Al Quran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Itulah. Kalau orang yang tidak tahu, ngomong, salah jadinya," kata dia saat dihubungi, Selasa, 2 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misalnya, dia menuturkan, ada perintah dari Nabi untuk menjalankan salat. Perintah inilah yang ditulis di Al Quran. Sedangkan sedekah laut tidak diajarkan dalam Islam. Sedekah seharusnya diberikan kepada sesama manusia.

"Memberikan sesajen dilarang sekali oleh agama Islam. Kalau orang Islam melakukan, tidak boleh toleransi itu," kata Anwar.

Dalam akun Twitter @permadiaktivis1, Abu Janda mencuit bahwa agama Islam adalah agama yang arogan di Indonesia. Dia mengatakan Islam sebagai agama pendatang dari Arab.

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam, sebagai agama pendatang dari Arab, kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampe kebaya diharamkan dengan alasan aurat."

Cuitan itu memancing kemarahan masyarakat, termasuk mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastusi. Susi meminta agar masyarakat tak menanggapi dan memberi panggung kepada tindakan Abu Janda.

Anwar mempertanyakan maksud Abu Janda yang menganggap Islam arogan. Menurut dia, antarmanusia seyogyanya saling menghormati apa yang diajarkan agama masing-masing.




Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus