Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Guru viral di Kota Bekasi mendapatkan pembelaan atas tindakannya yang memukul siswa gara-gara terlambat masuk sekolah pada Selasa pagi, 11 Februari 2020 lalu.
Kali ini, pembelaan guru viral bernama Idianto itu lewat sebuah petisi di situs change.org. Pembelaan berupa permintaan kepada pemerintah supaya guru tersebut tidak dimutasi ke sekolah lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengamatan Tempo, petisi dibuat oleh Aryaguna Kusuma Putra. Sejak dibuat 16 jam lalu dari berita dibuat pukul 11.30 WIB, petisi sudah ditandatangi sebanyak 513 netizen.
Adapun, petisi ditujukan kepada Dinas Pendidikan Kota Bekasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangannya, pembuat petisi menyebut guru Idi adalah sosok yang tegas dan disiplin. Idi dianggap berani menggunakan cara-cara yang dianggap kekerasan demi tegaknya aturan-aturan yang berlaku.
"Walaupun cara-caranya dianggap sebagai kekerasan, tetapi beliau punya integritas yang tinggi, bersih, serta mempunyai pengetahuan yang luas," demikian cuplikan keterangan dalam petisi tersebut yang dikutip Tempo pada Jumat, 14 Februari 2020.
Sebelum muncul petisi ini, ratusan siswa di SMA Negeri 12 Kota Bekasi menggelar aksi unjuk rasa. Aksi damai pada Kamis siang kemarin berupa pembelaan terhadap guru Geografi yang sudah mengajar di sekolah tersebut sejak 2005.
Dalam aksinya, mereka membawa poster dari kertas maupun mengeluarkan papan tulis. Isinya, meminta guru Idi tak diberikan sanksi lebih setelah dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. "Pak Idi tak bersalah," bunyi tulisan dalam poster.
Sebuah papan tulis besar turut dibawa dalam aksi setelah Salat Dhuzur tersebut. Kebetulan pada hari itu, di sekolah tak ada kegiatan belajar mengajar, karena ada acara rangkaian hari ulang tahun. "Kami mencintai penegak disiplin di sekolah kami," bunyi tulisan.
Kasus pemukulan ini terungkap setelah ada seorang siswa merekam kejadian ketika ada 172 siswa dan siswi terlambat.
Video tersebut lalu disebarkan oleh seorang mantan siswa yang tidak sampai lulus ketika bersekolah di SMA N 12. Video kemudian viral, guru Idi pun diberi sanksi.
Pihak sekolah menyatakan kasus kekerasan telah selesai secara kekeluargaan. Guru Idi sendiri telah meminta maaf kepada siswa yang dipukul.