Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Nasib Sebuah Apotek Nasib Sebuah Apotik

Apotek intan pharma, satu-satunya apotek di kota martapura sepi pembeli. selain dokter yang langsung memberi obat tanpa memberi resep pada pasien, toko obat menjual antibiotika lebih murah tanpa resep.(kt)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI kota ini hanya ada satu apotik. Yaitu Intan Pharma. Mula-mula terletak di dekat kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI, kemudian pindah satu atap dengan bangunan gedung Nahdatul Ulama yang tak kunjung rampung. Tapi soalnya bukan perkara gedung. Intan Pharma sejak beberapa waktu belakangan ini sepi-sepi saja, tak seperti sebelumnya. Bukan karena dokter praktek makin berkurang di kota ini. "Resep dokter sedikit sekali, asal ada saja," tutur seorang petugas apotik itu. Kata sang petugas, pihaknya sudah melaporkan ikhwal itu kepada Ikes di Banjarmasin. Tapi "sejauh ini tak ada reaksi apa-apa." Ternyata sejak akhir-akhir ini rupanya para dokter yang berpraktek langsung memberikan obat-obatnya tanpa memberi resep lagi kepada si sakit. Artinya di samping berpraktek, sang dokter sekaligus menyediakan ruangnya sebagai apotik. Yang melayaninya juga ternyata bukan seorang asisten apoteker, apalagi apoteker. "Padahal sudah ada larangan dokter menjual obat langsung," keluh petugas Intan Pharma tadi. Silin & Misin Tak hanya dokter yang sekaligus bertindak sebagai apoteker serupa itu yang membuat jengkel pemilik apotik. Toko-toko obat di Kota Martapura ini juga sudah sejak lama menjual obat-obat antibiotika tanpa resep. Karena itu tak usah heran kalau ada penderita yang memasuki toko obat dan menanyakan "silin" atau "misin" - tanpa membawa resep dokter. Maksudnya adalah penicilin dan streptomicin. Di toko-toko obat itu memang terpampang tulisan "tak terima resep dokter". Memang resep tak diterima, tapi uang akan diambil cepat begitu nama obat disebutkan. Lebih menarik lagi karena harga obat-obatan di toko-toko obat jauh lebih murah dibanding di apotik. "Tentu saja lebih murah, sebab toko itu tak menggaji seorang apoteker atau asiSten apoteker" kilah petugas Intan Pharma. Dari pihak Ikes di Banjarmasin maih membisu ketika ditanyakan soal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus