Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Paling tinggi naik 35%

Secara bertahap, semua sedan asal jepang pasti dinaikkan harganya. kendaraan niaga lebih mahal 8%. tapi sedan dari eropa harganya tidak berubah.

15 Mei 1993 | 00.00 WIB

Paling tinggi naik 35%
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BAGAIMANA menghitung dampak yendaka terhadap harga mobil? Tolok ukurnya tentu persentase menguatnya yen terhadap dolar Amerika. Dari sana diperkirakan, kenaikan harga mobil-mobil sedan yang sebagian besar komponennya masih diimpor akan mencapai Rp 350.000 hingga Rp 6 juta per unit. Hingga pekan ini tercatat nilai satu dolar tak lebih dari 110 yen, turun hampir 9% dibandingkan dengan masa sebelumnya. Menurut Alam Wijono, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor, kenaikan harga mobil tak bisa dihindari karena komponen-komponennya yang masih diproduksi di Jepang, dan dibayar dengan yen. ''Otomatis harga mobil harus naik,'' ujarnya. Alam memperkirakan dampak yendaka punya efek penggandaan yang cukup besar. Katanya, kenaikan harga bisa mencapai 35%. ''Kenaikan itu berlipat dan terutama sejajar dengan jumlah pajak yang harus dibayar.'' Kendaraan jenis sedan, yang sebagian besar komponennya masih diimpor, merupakan contoh yang tepat. Ada tujuh komponen harga sedan yang langsung terkena dampak yendaka. Empat di antaranya dari pajak, yaitu bea masuk (100%), PPN barang mewah (35%), PPN (10%), dan bea balik nama (10%). Komponen harga lainnya, terdiri atas komponen impor, ongkos perakitan, dan overhead cost. Katakanlah setelah yendaka kenaikannya rata-rata 10%. Menurut Alam, total biaya pajak jenis kendaraan yang tergolong mewah ini naik menjadi 270%, dari sebelumnya 245% (lihat Tabel). Dengan proyeksi yang sama, dampak serupa juga terjadi pada kendaraan niaga. Namun, kenaikannya tak sebesar sedan menurut Alam, rata-rata 8%. Dengan kenaikan sebesar itu, total biaya pajak jenis kendaraan ini menjadi 64%, atau lebih tinggi 3% dibandingkan dengan sebelumnya. Kenaikan yang relatif lebih rendah ini bisa terjadi karena sebagian besar komponen mobil niaga sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Perlu diketahui, nilai impor kendaraan ini paling tinggi hanya 50%. Kendati pada sektor biaya digebrak seperti itu, Alam memastikan bahwa kenaikan tersebut sulit ditarik secara garis lurus pada harga jualnya. ''Kenaikan itu tidak bisa langsung diaplikasikan pada harga mobil di pasaran. Bisa-bisa pasarnya langsung anjlok,'' katanya seperti meramalkan. Dengan kenaikan harga secara bertahap, konsumen diharapkan tidak kaget. Harga sebuah sedan Toyota yang harus naik Rp 6 juta per unit, dalam tahap awal hanya naik setengahnya, yakni Rp 3 juta. Yang terjadi di pasaran tak jauh dari strategi tersebut. Yang ditawarkan di Toyota 2000, Surabaya, misalnya. Hingga pekan ini ruang pamernya belum berani memasang harga baru. Tetap Rp 28 jutaRp 37 juta untuk sebuah Toyota Kijang dan Rp 66 juta untuk sebuah sedan Corolla. Itu adalah harga yang dipatok sejak awal tahun ini. Strategi tersebut tentu mengundang risiko. Setidaknya, karena harus menanggung dampak apresiasi yen terlebih dahulu. ''Yendaka bagi kami bukan tambahan penghasilan, tapi justru pengurangan,'' kata Alam lagi. Dalam hal ini persentase keuntungan jauh berkurang. Tapi, sampai berapa? ''Pokoknya, sampai batas tidak merugi,'' jawab Alam. Menaikkan harga secara bertahap juga dilakukan oleh merk lain, Daihatsu umpamanya. Menurut Edi Santoso, Direktur Astra Daihatsu Motor, ''Kami sudah memasang harga naik sejak bulan lalu.'' Kenaikan itu antara Rp 300 ribu (untuk jenis kendaraan niaga) hingga Rp 3 juta untuk sedan. Harga baru sebuah van merk ini sekarang hampir Rp 19 juta. Sedangkan sebuah Daihatsu Classy bisa mencapai Rp 40 juta. Hal yang sama juga dilakukan oleh Indo Mobil Group. Tapi, menurut Angky Camaro, Managing Director Indo Mobil, kenaikan harga semacam itu tidak terjadi pada mobil dari Eropa. ''Yendaka hanya berdampak terhadap mobil-mobil Jepang. Mobil buatan Eropa harganya stabil,'' tuturnya kepada Iwan Qodar dari TEMPO. Grup milik taipan Liem Soei Liong ini, selain memasarkan merek- merek Suzuki, Mazda, dan Nissan, juga sedan Volvo. Angky telah mematok harga kenaikan mobil itu Rp 1 juta (untuk jenis niaga) hingga Rp 5 juta (untuk jenis sedan). Suzuki Vitara jenis yang sedang digandrungi dewasa ini dari harga Rp 42 juta per unit, naik menjadi Rp 43 juta. Tapi untuk pemasarannya di Jawa Timur, sejak awal bulan ini Suzuki baru menaikkan harga Rp 500 ribu hingga Rp 1.750.000. Menurut Drs. Slamet Subandhi, Marketing Manajer UMC (United Motor Company), pihaknya akan terus menaikkan harga selama dua bulan mendatang. Kenaikan itu rata-rata mencapai 6%-10%. Begitu juga dengan merek Mitsubishi, yang sudah memasang tarif baru untuk semua jenis kendaraannya, naik Rp 500.000Rp 1juta. Reaksi pasar terhadap kenaikan harga tersebut, menurut Edi Santoso, belum terasa. Mungkin karena setiap merek mobil naik secara bertahap. ''Hingga sekarang penurunan permintaan belum terasa,'' ujarnya. Namun, ancang-ancang sudah disiapkan. Daihatsu dan Toyota, misalnya, tidak berambisi mendongkrak pangsa jualnya. ''Sama dengan tahun lalu saja kami sudah bersyukur,'' demikian ''doa'' Alam Wijono. Moebanoe Moera dan Dwi S. Irawanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus