Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Corona disebut tidak mempengaruhi angka kehamilan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Namun tercatat ada penurunan angka ibu hamil pada periode Maret-April 2020 dibanding periode sama tahun lalu.
"Ada penurunan angka kehamilan sekitar 8,4 persen dibanding tahun lalu. Bisa dibilang pandemi virus tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Bekasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti, di Cikarang, Selasa, 9 Juni 2020.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551 orang. Sementara di bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Sementara pada Maret dan April 2019 jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052 orang.
"Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu (2019) angka kehamilan mencapai 14.127 orang. Sementara dua bulan kemarin (Maret dan April 2020) 12.951 ibu hamil," ujar Sri.
Dinas Kesehatan, kata Sri, melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi corona, seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil. Petugas Puskesmas juga melakukan kunjungan rumah di masing-masing kecamatan terhadap ibu hamil dan bayi kategori risiko tinggi.
"Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon genggam bekerja sama dengan ibu kader Posyandu. Selain itu kami juga membuat WA (WhatsApp) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," ucap Sri.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supria Dinata, mengatakan penurunan angka kehamilan disebabkan sejumlah faktor, salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA). Selain itu, sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi corona. "Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa Covid-19," ujar Supria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Supria menilai data kehamilan masih fluktuatif. Untuk data Mei, petugas belum menerima. "Paling Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun," kata dia.
Data kehamilan di Kabupaten Bekasi didapat dari setiap fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 Puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan. Sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke Puskesmas di masing-masing wilayah kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini