Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PLN memberi panduan bagi warga yang rumahnya terendam banjir, terkait dengan penggunaan listrik dan alat-alat yang memerlukan energi listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Jumat kemarin, hujan turun cukup deras di sejumlah wilayah di Jabodetabek. Kondisi menyebabkan banjir di banyak tempat. Terkait dengan listrik saat banjir, warga diminta memperhatikan sejumlah hal agar terhindari aliran listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan meminta masyarakat tetap waspada apabila air meninggi dan air sudah memasuki ke dalam rumah.
Ia meminta warga segera matikan listrik dari kWh meter untuk menghindari bahaya tersengat listrik karena air merupakan konduktor listrik.
Selanjutnya, lanjut Doddy, cabut seluruh peralatan listrik yang masih menancap dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman.
"Masyarakat bisa menghubungi PLN melalui alikasi PLN Mobile, Contact Center 123, atau datang langsung ke kantor wilayah terdekat untuk meminta petugas memadamkan aliran listrik pada wilayah yang tergenang banjir melalui gardu distribusi," ucapnya seperti dikutip Antara, Sabtu, 16 Juli 2022. .
PLN telah mematikan setidaknya 40 gardu listrik di Tangerang dan Tangerang Selatan saat banjir terjadi sejak Jumat sore kemarin. Namun, pada Sabtu pagi, gardu telah dihidupkan lagi.
Doddy mengatakan bahwa pemadaman gardu tersebut, karena saat hujan lebat dan mengakibatkan banjir pada rumah warga, aset PLN atau keduanya, ada bahaya yang bisa terjadi yaitu tersengat aliran listrik karena air merupakan salah satu konduktor listrik yang bisa mengalirkan aliran listrik ke tubuh manusia.
Setelah banjir surut, masyarakat bisa membersihkan rumah, peralatan elektronik, termasuk instalasi listrik sampai kering dan penormalan listrik oleh PLN akan dilakukan apabila instalasi listrik maupun warga sudah dalam kondisi kering dan siap dialiri listrik.
Penyalaan listrik kembali pascabanjir akan didahului oleh penandatanganan berita acara disaksikan oleh Ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat.
"Kami juga mengimbau apabila datang hujan, jangan berteduh di dekat instalasi kelistrikan seperti tiang listrik, gardu, maupun penerangan jalan untuk menghindari bahaya," ucap Doddy.
Masyarakat juga perlu menggunakan alat pengaman diri seperti sepatu boots yang kedap air apabila melewati genangan air untuk menghindari resiko terkena arus listrik bocor atau pecahan kaca, paku, dan bakteri.
Arus listrik bocor bisa saja terjadi disebabkan oleh gesekan kabel listrik dengan kabel lain yang dipasang tidak sesuai aturan atau bahkan tidak memiliki izin di tiang PLN, perlu diketahui bahwa kabel dan tiang yang berada di sepanjang jalan adalah utilitas PLN. Berbagai provider telekomunikasi, telematika dan penerangan jalan juga membentangkan kabel serta membutuhkan tiang dalam pengoperasiannya.
"Masyarakat yang mengambil listrik ilegal langsung dari tiang juga sangat berbahaya karena kabelnya tidak standar dan sangat berpotensi menimbulkan arus bocor. Kabel ilegal yang bocor tadi bisa saja nempel di tiang sehingga tiangnya bertegangan listrik dan kalau banjir itu air di sekitarnya bisa ada aliran listriknya, sangat berbahaya," tutur Doddy.
Secara rutin PLN telah melakukan inspeksi terhadap tiang dan kabel yang menjadi wewenang PLN untuk memastikan penyaluran energi listrik ke masyarakat dalam kondisi normal dan aman. Masyarakat juga bisa melaporkan ke PLN apabila menjumpai tiang dan kabel listrik yang membahayakan.