Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abdul Rachman Ramly menyapu seratusan tamu yang duduk di hadapannya dengan matanya. Dari atas podium, dia melontarkan senyum. Sebagian hadirin sudah dia kenal lebih dari empat dekade. "Kita semua berkumpul di sini untuk mengenang Pak Ali," kata Ramly pada malam itu, Senin, 2 September lalu. Keheningan menyaput ruang pertemuan itu selama beberapa jenak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo