Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang diukur sejumlah stasiun pemantau kualitas udara milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjuk kategori Tidak Sehat di beberapa titik pada pagi ini. Dua dari lima lokasi stasiun memberi angka indeks 133 dan 152 yang tergolong Tidak Sehat, masing-masing, di Bundaran HI dan Lubang Buaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indeks diukur pukul 05 WIB untuk parameter polutan debu halus PM2,5. Sebanyak tiga lokasi stasiun lainnya menunjukkan ISPU yang tergolong Sedang. Ketiganya adalah Kebon Jeruk, Kelapa Gading, dan Jagakarsa. Tapi untuk dua yang terakhir memiliki angka indeks 99 dan 92, atau mendekati batas Tidak Sehat (101-199).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kulitas udara yang lebih buruk dicatatkan pada Minggu sore lalu. Saat itu tiga lokasi stasiun memantau polusi udara PM2,5 yang Tidak Sehat yakni di Lubang Buaya, Bundaran HI, dan Kelapa Gading. Di Lubang Buaya bahkan angka indeksinya terukur 199, atau hampir Sangat Tidak Sehat (200-299).
Hasil pengukuran jaringan alat atau stasiun pemantauan milik IQAir idem dito: kualitas udara di Ibu Kota pada pagi ini Tidak Sehat berdasarkan parameter polusi udara PM2,5. Jakarta disebutkan ketiga terburuk di antara kota-kota besar di dunia dengan indeks sebesar 161. Jakarta berada di bawah Kuala Lumpur dan Lahore yang mencatatkan indeks 177.
Konsentrasi polutan PM2,5 di Jakarta terukur sebesar 74 mikrogram per meter kubik, atau hampir 15 kali nilai ambang yang ditetapkan WHO. Di antara 31 stasiun terpasang yang digunakan datanya pada pagi ini, indeks kualitas udara terburuk dicatatkan oleh alat di Rawa Terate, Jakarta Timur, dan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Keduanya mencatatkan indeks hingga 192.
Secara keseluruhan, mayoritas jaringan stasiun IQAir mengukur kualitas udara Tidak Sehat (merah). Tersisa tiga saja yang oranye, ini pun Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif.