Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok -Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan, penderita demam berdarah dengue alias DBD di Kota Depok tahun ini belum terlalu mengkhawatirkan bahkan cenderung mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tahun lalu, di bulan Januari 2019 sudah ada 452 kasus demam berdarah, sementara tahun ini hingga bulan Maret ada 288 kasus, dengan korban meninggal 3 orang,” kata Novarita kepada Tempo, Selasa 10 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novarita mengatakan, sebagai upaya dirinya telah berulangkali melakukan sosialisasi dan pencegahan penyebaran wabah seperti dengan menggalakkan kerja bakti, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pembersihan jentik berkala, hingga melayangkan surat kepada lurah, camat hingga OPD untuk menjaga kebersihan.
“Tinggal kesadaran masyarakat aja untuk bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungannya masing-masing, jangan mengandalkan pemerintah aja,” kata Nova.
Sementara dikutip dari laman https://dinkes.depok.go.id, tahun 2019 menjadi periode dengan torehan penderita DBD terbanyak selama 3 tahun terakhir, dengan 2.200 pasien dengan 2 korban jiwa.
Terakhir jumlah pasien DBD tembus ribuan orang yakni pada 2016 dengan catatan 2.834 pasien. Tahun 2017, jumlah itu merosot ke angka 535 pasien. Tahun 2018, terdapat 892 kasus DBD dengan 1 korban jiwa.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus demam berdarah ngue atau DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020.
Sementara itu di Jawa Barat, Penderita demam berdarah dengue (DBD) mencapai 4.192 kasus. Sejak Januari hingga Maret, dan jumlah korban meninggal mencapai 15 orang.