Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pengamat Satwa: Di Jakarta Masih Ada Habitat Buaya Muara

Pemerhati satwa dari Kebun Binatang Surabaya Singky Soewadji mengatakan habitat asli buaya muara adalah bantaran sungai.

16 Juni 2018 | 16.19 WIB

Buaya yang ditemukan di Dermaga Sunda Pondok Dayung, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. twitter.com
Perbesar
Buaya yang ditemukan di Dermaga Sunda Pondok Dayung, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. twitter.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati satwa dari Kebun Binatang Surabaya Singky Soewadji menilai buaya yang bisa hidup di air asin termasuk jenis buaya muara. Buaya jenis ini memerlukan garam untuk bertahan hidup. “Karena itu, bila tidak terpapar garam usia hewan ini tidak akan lama,” kata Singky saat dihubungi, Sabtu, 16 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tanggapan Singky itu terkait dengan kemuculan seekor buaya di perarian Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 14 Juni lalu. Dia menduga buaya yang ditemukan anggota TNI Angkatan Laut itu termasuk jenis buaya muara.

Baca: Buaya di Pondok Dayung Ternyata Belum Tertangkap

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Singky, habitat asli buaya muara berada di bantaran sungai. Ia memperkirakan di perairan Jakarta masih ada habitat buaya muara. Misalnya saja di Muara Angke, Jakarta Utara. "Kalau di sepanjang bantaran sungai itu memang rumah dia," ujarnya.

Buaya adalah hewan berdarah dingin. Karena itu satwa ini perlu berjemur untuk menghangatkan tubuh. "Buaya suka berjemur di tempat nyaman dan enak," ujarnya.

Menurut Singky, kemunculan buaya muara di perairan Pondok Dayung sedikit berbeda. Biasanya buaya muara naik ke daratan untuk berjemur. “Mungkin saja tempat yang seharusnya digunakan berjemur sudah tidak ada lagi,” katanya.  

Seekor buaya sepanjang 2,5 meter ditemukan anggota TNI Angkatan Laut di perairan Pondok Dayung, Tanjung Priok, pada Kamis. Tentara menembak hewan itu karena khawatir membahayakan keselamatan masyarakat. Namun setelah ditembak hewan itu menyelam dan tidak muncul lagi di permukaan.

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus