Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pengamat Tanggapi Rencana Sistem Ganjil Genap di Jalur Puncak

Penerapan sistem ganjil genap memberi peluang kepada pemerintah untuk mengintegrasikan sarana angkutan umum di jalur Puncak.

4 Oktober 2018 | 16.03 WIB

Puluhan ribu kendaraan memadati jalur Puncak di Simpang Gadog, Kamis, 5 Mei 2016. Kemacetan juga terjadi dibeberapa titik di sepanjanh Jalur Puncak seperti di Simpang Pasir Muncang, Tanjakan Selarong, Simpang Megamendung, Pasar Cisarua, dan Warunh Kaleng. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Perbesar
Puluhan ribu kendaraan memadati jalur Puncak di Simpang Gadog, Kamis, 5 Mei 2016. Kemacetan juga terjadi dibeberapa titik di sepanjanh Jalur Puncak seperti di Simpang Pasir Muncang, Tanjakan Selarong, Simpang Megamendung, Pasar Cisarua, dan Warunh Kaleng. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bogor - Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna menilai sistem ganjil genap sangat layak digunakan untuk mengganti sistem one way (satu arah) yang selama ini digunakan di jalur Puncak, Kabupaten Bogor. Namun kebijakan itu harus dibarengi dengan penyediaan moda transportasi massal.

Baca : One Way Tak Ampuh, Polres Bogor Kaji Ganjil Genap di Jalur Puncak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Setidaknya dapat mengurangi sepertiga atau setengah dari jumlah kendaraan yang melaju di Jalur Puncak,” kata Yayat, Kamis, 4 Oktober 2018.

Menurut Yayat, sistem one way yang biasa digunakan untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak sudah tidak relevan lagi. Sebab jumlah pertumbuhan kendaraan tidak seimbang dengan penambahan jaringan jalan. “Apalagi kendaraan pelancong di Puncak mayoritas berpelat B (Jakarta),” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jika sistem one way dipertahankan, Yayat khawatir akan berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat di sekitar Puncak. “Di benak orang saat ini kan ke Puncak macet. Lambat laun ini bisa mengganggu perekonomian sekitar Puncak,” kata Yayat.

Baca: 6 Fakta dan Fenomena dari Perluasan Ganjil Genap di Jakarta

Penerapan sistem ganjil genap, kata Yayat, memberi peluang untuk mengintegrasikan sarana angkutan umum ke Puncak. Mislanya saja dengan menyediakan angkutan pengumpan tak berbayar. “Pemerintah Kabupaten Bogor menyediakan lahan, Kementrian Perhubungan sediakan bus dan fasilitas, dan pengusaha wisata untuk biaya operasional,” kata Yayat.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus