Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pentingnya Menguras Hidung dengan Cairan Garam

Orang rajin membersihkan hampir semua bagian tubuh tapi tak pernah membersihkan hidung dengan seksama. Air garam diklaim baik untuk hidung.

4 Mei 2018 | 08.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hidung. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga kesehatan indera penciuman masih sering diabaikan oleh sebagian besar masyarakat. Padahal, hidung dan sinus paranasal merupakan organ yang berperan penting sebagai garis terdepan pertahanan tubuh pada saluran napas bagian bawah terhadap mikroorganisme dan bahan-bahan berbahaya lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kedua organ ini seharusnya mendapat perhatian lebih kebersihannya,” kata Sarwastuti Hendradewi, Ketua Program Studi PPDS I Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, salah satu aktivitas penting dalam menjaga kesehatan indera penciuman adalah irigasi nasal atau pencucian hidung, yakni memasukkan air atau larutan garam ke saluran hidung. Larutan yang biasanya digunakan adalah larutan garam hipotonik, sotonik, hipertonik, ringer laktat, maupun air laut.

“Pemberiannya dapat dilakukan dengan cara meneteskan, mengalirkan, atau menyemprotkan larutan tersebut ke dalam lubang hidung dengan berbagai macam alat seperti neti pot, penyemprot karet, semprotan hidung serta alat irigasi hidung lainnya,” jelasnya.

Menurut jurnal kedokteran international Journal of Environmental Research and Public Health, tindakan cuci hidung berperan melunakkan dan mengalirkan lapisan lendir pada rongga hidung. Mediator-mediator penyebab reaksi peradangan atau reaksi alergi seperti prostaglandin dan leukotrien juga dibuang selama tindakan ini. Gejala alergi atau gejala selesma pun dapat jauh lebih berkurang dengan tindakan ini.

Sejalan dengan dialirkannya cairan salin di rongga hidung, produksi cairan dan kelembaban rongga hidung mudah dikendalikan sehingga berkumpulnya kuman bakteri dapat dicegah. Kandungan ion-ion dalam cairan pembersih juga menurutnya memberi manfaat tersendiri, seperti membantu perbaikan sel selama proses radang, mencegah kerusakan sel, menurunkan kekentalan dahak, serta mengurangi kematian sel epitel.

Secara umum, tindakan pembersihan nasal dapat dikatakan aman bila menimbulkan efek samping yang minimal. Efek samping lebih sering dialami orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak, di antaranya iritasi hidung, rasa tidak nyaman di dalam hidung, nyeri telinga dan berkumpulnya cairan di dalam rongga sinus sekitar hidung.

Meskipun efek samping tindakan ini sangat kecil, tetapi tetap memerlukan beberapa perhatian khusus, seperti suhu cairan pencuci yang digunakan serta kebersihan cairan pencuci danperalatan yang digunakan. Mengatasi risiko kontaminasi kuman pada peralatan dapat dilakukan dengan mencucinya dengan air sabun, mengganti peralatan yang digunakan seminggu sekali atau menggunakan botol semprot sekali pakai.

Tindakan pembersihan ini pun dapat meringankan banyak masalah pada hidung, antara lain allergens, excess mucus, dan kerak atau kotoran pada rongga hidung untuk menjaga agar mukosa hidung tetap bersih dan sehat.

“Menjaga kebersihan hidung juga dapat mencegah penyakit sinusitis,” kata Sarwastuti.

Sinusitis merupakan proses peradangan pada rongga sinus. Rongga sinus merupakan struktur anatomi berupa rongga terletak di daerah wajah yang bermuara di rongga hidung.

Rongga sinus merupakan struktur yang berkesinambungan dengan rongga hidung, maka pada umumnya saat rongga sinus mengalami peradangan akan diikuti pula peradangan di daerah hidung.

Peradangan di daerah sinus lazimnya disebut dengan rinosinusitis. Dengan jenis-jenis antara lain sinus maksilaris (yang berada di daerah pipi), sinus frontalis (berada di dahi), sinus etmoidalis (di daerah mata) dan sinus sfenoidalis (di belakang dahi).

Tidak hanya orang dewasa, sinusitis juga berkemungkinkan terjadi pada anak. Sistem kekebalan tubuh anak-anak tidak sekuat orang dewasa dalam pertahanan terhadap kuman yang menyebabkan pilek atau alergi sehingga penting untuk memastikan hidungnya tetap bersih. Rentang usia anak yang paling sering mengalami sinusitis adalah menjelang sekolah, yaitu 5-10 tahun.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus