Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penuhi Kewajibannya di DKI, Pengembang Pulau Reklamasi Sebut Ini

Selama tiga tahun memiliki izin di pulau reklamasi (pulau H), PT Taman Harapan Indah fokus membereskan kewajiban pembangunan fasilias publik di DKI.

30 Juli 2019 | 22.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perahu nelayan melintasi lokasi pembangunan Jembatan Penghubung Dadap-Pulau Reklamasi yang persis berada di Muara Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis 7 Maret 2019. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk. Theresia Rustandi menyebut belum ada pengerjaan membangun di sebuah pulau reklamasi, tepatnya Pulau H, di Teluk Jakarta.

Selama tiga tahun memiliki izin reklamasi, PT Taman Harapan Indah selaku anak usaha PT Intiland Development fokus membereskan kewajiban pembangunan fasilitas publik seperti yang disyaratkan pemerintah DKI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pulaunya belum ada apa-apa. Yang kami lakukan adalah melakukan kewajiban," kata Theresia saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kewajiban yang dimaksud adalah mengerjakan pengerukan normalisasi Waduk Pluit, pengerukan saluran Intake atau Kali Gendong Waduk, serta pembangunan dan penataan Jalan Inspeksi Sejajar Kali Gendong Sisi Timur Waduk Pluit di Jakarta Utara. Bahkan, normalisasi Waduk Pluit sudah masuk tahap pemeriksaan teknis pekerjaan pengerukan.

Pengerjaan tersebut seperti yang tertuang dalam putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Tata Usaha Negara (PTUN) DKI Jakarta pada 18 Juli 2019. Hakim mengacu pada bukti yang diberikan PT Taman Harapan Indah. Menurut Theresia, fakta dan data yang dimiliki pihaknya tidak mengada-ada.

"Semua yang kita lakukan di PTUN berdasarkan fakta dan data yang kita punya. Fakta dan data tidak pernah kita buat-buat," ucap dia.

Selain fokus menjalani kewajiban, PT Taman Harapan Indah sekaligus mencari dana pembangunan reklamasi. Theresia berujar, pihaknya perlu mengatur manajemen pendanaan proyek pulau buatan itu.

"Iya dong (sambil cari dana). Saya tidak bilang kami punya dana banyak. T T an (triliunan) itu," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggugurkan izin pembangunan reklamasi yang sudah dikantongi PT Taman Harapan Indah dengan mengeluarkan Keputusan Gubernur DKI Nomor 1409 Tahun 2018 tentang Pencabutan Beberapa Keputusan Gubernur tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi.

PT Taman Harapan Indah mengajukan gugatan ke PTUN DKI pada 18 Februari 2019. Perkara ini diadili oleh hakim ketua Edi Septa Suharza dan dua hakim anggota, Adhi Budhi serta Susilowati Siahaan. Perkara izin pulau reklamasi itu teregistrasi nomor 24/G/2019/PTUN.JKT.

Pada 18 Juli 2019, hakim membacakan putusan bahwa pemerintah DKI harus mencabut Kepgub 1409/2018. Pertimbangannya adalah izin reklamasi Pulau H berlaku selama tiga tahun sampai 30 November 2018. Namun, Anies mencabut izin pulau reklamasi tersebut pada 6 September 2018. Menurut hakim, Anies juga tak memberi peringatan terlebih dulu kepada PT Taman Harapan Indah sebelum membekukan izin.

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus