Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Polisi Ungkap Pesan dalam USB di Penemuan Kerangka Ibu dan Anak

Polres Cimahi masih mendalami temuan sejumlah pesan dalam kasus penemuan kerangka ibu dan anak

2 Agustus 2024 | 17.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Cimahi mendalami temuan sejumlah pesan dalam kasus penemuan kerangka ibu dan anak. Pesan-pesan tersebut ada yang tertulis di tembok rumah dan ada yang tersimpan di dalam USB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesan-pesan tersebut diduga ditulis oleh Iguh Indah Hayati, 55 tahun; dan anaknya, Elia Putra, 24 tahun. Keduanya ditemukan tewas dengan kondisi tinggal kerangka oleh Mudjoyo Tjandra, suami dan ayah korban, di rumah mereka di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin, 29 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Isinya berpesan kekecewaan terhadap keluarga, kehidupan. Itu semuanya yang ada di dalam USB," kata Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartono di Bandung Barat, Jumat, 2 Agustus 2024.

Tri mengaku masih melakukan analisa terhadap pesan-pesan kekecewaan yang ditujukan kepada suami korban. Pihaknya juga tengah mencocokkan tulisan yang ada di dinding tembok rumah dengan tulisan yang dibuat sehari-hari.

"Sampai saat ini kami menganalisa (kekecewaan) terhadap suaminya. Terkait dengan kekecewaan, kekeluargaan dan kehidupan cuma sekedar itu," kata dia.

Dia menyebut pihaknya sudah memeriksa sebelas orang saksi yaitu nama-nama yang tertera di tulisan di dinding, suami korban, ketua RT, ketua RW, tetangga dan keluarga korban

Tri mengatakan suami dari Iguh tengah dijadikan saksi untuk mengungkap penyebab kematian ibu dan anak tersebut. "Menurut keterangannya, masih pisah rumah. Belum ada perceraian dan memang keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," katanya.

Adapun isi pesan yang ditulis di tembok rumah tersebut ditujukan kepada suami dan ayah korban. Mereka kecewa dengan janji-janji suaminya yang tidak pernah ditepati.

Berikut sebagian pesan yang ditulis ibu dan anak tersebut:

Surat untuk Mudjoyo

"Kalau buat janji, jangan bikin janji kalau gak bisa menepati janji. Aku mau sekolah katanya mau membiayai sekolah tapi semua itu dusta. Catatan, akan kubawa sampai mati semua janji manismu," mengutip tulisan di dinding tersebut.

"Aku hanya minta uang sekolah, tapi kau seperti itu, katanya raihlah cita cita setinggi langit tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu saja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sempurna dan menjadi sangat sempurna. Ketahuilah hanya tuhan yang sempurna," mengutip tulisan di dinding tersebut.

Catatan Redaksi: Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS. Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus