Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pramugari Ungkap Beratnya Tugas Menjadi Awak Penerbangan

Karier sebagai pramugari kesannya menyenangkan dan wah. Padahal awak kabin ini harus memikul tugas yang tidak ringan.

31 Oktober 2018 | 06.23 WIB

Ilustrasi pramugari. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pramugari. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bekerja sebagai pramugari memang menarik buat banyak perempuan, terutama wanita muda yang suka bepergian. Namun, pekerjaan sebagai pramugari itu tidak hanya membutuhkan wajah cantik dan tubuh semampai. Pramugari harus memiliki mental dan fisik yang kuat, dan juga ilmu pengetahuan yang luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pramugari Garuda Indonesia, Sisi Asih, menjelaskan beratnya menjadi seorang pramugari dan tantangan yang harus dihadapi saat bekerja di maskapai penerbangan. Salah satu hal yang sering ditanyakan adalah mengenai cuaca buruk. Karena sekarang sudah terbiasa, Sisi Asih tahu kalau dia merasakan sedikit ketakutan saat cuaca sudah sangat parah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Di sekolah pramugari setiap tahun itu kita ujian, karena harus refresh lagi, refresh lagi. Apalagi kalau ada kejadian baru, itu kita persiapkan kalau ada kejadian baru itu. Jadi ibaratnya kita sudah punya plan A, B, C, D,” jelas Sisi Asih.

Karena itu, pramugari harus mengetahui berbagai informasi sederhana mengenai profesi lain. Contohnya, pramugari harus mengetahui cara menjadi perawat.

Influencer yang juga pramugari Maskapai Garuda Indonesia, Sisi Asih. (Tempo/Astari P Sarosa)

Saat ada keadaan darurat di penerbangan yang membutuhkan bantuan medis, pramugari harus mengetahui apa saja penanganan utama yang perlu dilakukan. Walaupun tidak akan mengambil tindakan profesional, pramugari harus mengetahui dasar-dasar menghadapi masalah medis.

Pramugari juga harus bisa menjadi pemadam kebakaran dan mengetahui penanganan kebakaran, untuk besi berbeda dengan kayu. Tidak hanya itu, pramugari juga harus menjadi satpam, tegas saat melihat ada orang yang menggunakan telepon genggam di atas pesawat terbang.

“Harus bisa terus service juga dengan mengucapkan ‘Selamat pagi, Bapak,’ walaupun hati terluka kangen bapak dan ibu sendiri. Pramugari harus tetap bisa tersenyum, itu salah satu tantangannya,” lanjut Sisi Asih.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus