Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pro Kontra Tiga Kartu Sakti Jokowi

Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan tiga kartu baru yang akan dikeluarkan Presiden Jokowi, menunjukkan keseriusan membantu masyarakat tidak mampu.

27 Februari 2019 | 13.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics atau Core Piter Abdullah mengatakan tiga kartu baru yang akan dikeluarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menunjukkan keseriusan membantu masyarakat tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu sembako dan pendidikan.

BACA: Kubu Prabowo Kritik 3 Kartu Sakti Jokowi, TKN: Silakan

"Tapi kebijakan ini sekaligus menunjukkan tidak adanya konsep besar bagaimana mensejahterakan masyarakat," kata Piter saat dihubungi, Rabu, 27 Februari 2019.

Dia mengatakan program-program yang ada tidak saling terkait dan lebih bersifat memberikan ikan, bukan pancing. Piter mencontohkan kebijakan kartu sembako.

"Lalu bagaimana dengan program keluarga harapan? kartu kuliah. Bagaimana dengan kartu indonesia pintar? Di Singapura bantuan pendidikan hanya terbatas sampai dengan SMA. Karena kuliah itu sudah pilihan. Tidak lagi kewajiban pemerintah," ujar Piter.

Kebijakan pemerintah, menurut dia, semakin tidak jelas terkait pendidikan. Misalnya, kata Piter, bagaimana dengan SMK yang pernah digadang-gadang untuk menyiapkan pendidikan siap kerja.

Sebelumnya Jokowi dalam perhelatan Konvensi Rakyat bertajuk Optimisme Indonesia Maju di Sentul pada Ahad pekan lalu menyampaikan akan meluncurkan tiga kartu baru untuk penguatan program kesejahteraan sosial. Ketiga kartu itu adalah Kartu Indonesia Pintar yang berlanjut hingga dapat membiayai kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra Kerja.

Di dalam pidatonya, Jokowi juga bertekad meningkatkan dana abadi pendidikan dari sebelumnya Rp 66 triliun menjadi Rp 100 triliun, serta dana abadi penelitian dan pengembangan dari Rp 1 triliun menjadi Rp 50 triliun dalam lima tahun ke depan.

Lebih lenjut Piter mengatakan ketiga kartu baru itu tentu akan bermanfaat. "Tapi menurut hemat saya manfaatnya akan lebih maksimal apabila program-program ini direncanakan secara lebih terintegrasi dalam konsep besar memberdayakan masyarakat," ujarnya.

Terkait sumber pendanaan, menurut Piter, besarnya yang dipergunakan tentunya tifak bisa keluar dari alokasi yang sdh ditetapkan dalam APBN 2019. Artinya, kata dia, mau tidak mau harus berbagi dengan program-program lain yang sudah ada lebih dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya juru bicara Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandi, Nizar Zahro mengkritik ketiga kartu baru yang direncanakan Jokowi bukan hal yang baru. "Tiga kartu baru itu hanya ganti nama dari bidik misi, raskin, dan Program Keluarga Harapan. Ketiganya dimulai pada era pemerintahan presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono," kata Nizar di Jakarta, Senin, 25 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi itu, Direktur Program Tim Kemenangan Nasional atau Jokowi - Ma'ruf Aria Bima menantang balik agar pihak BPN Prabowo - Sandiaga membuat kritik yang mampu menandingi program tersebut.

"Enggak apa-apa. Ya, silakan kritik saja. 02 memang harus mengkritik," jelas Aria kepada Bisnis, Selasa, 26 Februari 2019.

Politisi PDI Perjuangan ini tidak mempermasalahkan kritikan bahwa program kartu sakti Jokowi hanyalah kebijakan populis. Tetapi Aria menggarisbawahi bahwa program tersebut sebenarnya juga dibuat untuk menjawab kritik sebelumnya dari pihak oposisi tentang pendidikan, harga sembako, dan lapangan pekerjaan.

Oleh sebab itu, 3 kartu tersebut dianggap Aria Bima mampu memberikan kepastian pada masyarakat bahwa isu negatif dari kritik tersebut tidak akan terjadi."Katanya sembako sekarang emak-emak kemahalan, ya sekarang kita kasih kartu yang murah," ujar pria kelahiran Semarang, 29 Mei 1965 ini.

"Katanya emak-emak mahal soal sembako, ya kita kasih sesuatu yang pasti supaya sembako murah," tambah Aria Bima.

Senada dengan Aria Bima, Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN Jokowi - Ma'ruf Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa kepastian merupakan kunci.

"Program [3 kartu sakti baru] Pak Jokowi merupakan pikiran baik, pikiran bijak dari seorang pemimpin untuk membuat satu keputusan political will dalam rangka memberikan kepastian bagi rakyatnya," ungkap Bahlil di Posko Cemara TKN Jokowi-Ma'ruf, Selasa, 26 Februari 2019.

"Apa itu kepastian? Kepastian untuk anak-anak yang tamat SMA bisa kuliah, kepastian yang baru selesai kuliah mau dapat kerja ada, kepastian apa lagi adalah ketika harga-harga mahal, pemerintah hadir untuk membuat murah dengan kartu itu," tambah Bahlil.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus