Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

PSI Minta Anies Baswedan Buka Data Pembelian Tanah Sarana Jaya

Menurut PSI, kasus korupsi Sarana Jaya diharapkan dijadikan momen membenahi proses penganggaran pemerintahan Anies Baswedan.

18 Maret 2021 | 06.59 WIB

Gubernur Anies Baswedan dalam acara pelantikan ketua dan pengurus DMI wilayah Jakarta di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 Maret 2021. Dok: Humas Pemprov DKI
Perbesar
Gubernur Anies Baswedan dalam acara pelantikan ketua dan pengurus DMI wilayah Jakarta di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 Maret 2021. Dok: Humas Pemprov DKI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meminta Gubernur Anies Baswedan membuka data pembelian lahan oleh Perumda Pembangunan Sarana Jaya untuk program rumah DP Rp 0. Anggota Komisi B DPRD DKI Eneng Malianasari mengatakan pada pertemuan di hari Senin, 15 Maret 2021, Sarana Jaya mengatakan telah membeli lahan seluas 70 hektare untuk program itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam rapat, Sarana Jaya tidak memberikan rincian keberadaan dan rencana peruntukan lahan yang mereka beli. Berbagai masalah dalam perencanaan dan pembahasan anggaran, seperti data yang tidak dibuka kepada publik, baru diberikan kepada anggota dewan di H-1 atau bahkan pada hari rapat, kerap terjadi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Akibatnya, muncul anggaran ratusan miliar hingga triliun rupiah yang tak sempat dipelajari. “Gubernur Anies sengaja melakukan pembiaran terhadap masalah-masalah itu dan menutupi-nutupi anggaran dari pengawasan publik,” kata dia dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 17 Maret 2021. 

Eneng mengatakan sebelum ramai perihal kasus korupsi pengadaan lahan rumah DP Rp 0, PSI telah menanyakan lokasi pengadaan tanah makam Covid-19 di Dinas Pertamanan. Pengadaan itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 185 miliar. Hingga saat ini belum ada kejelasan soal itu. 

Proses jual-beli tanah oleh Pemerintah DKI, kata dia, harus dilakukan dengan terbuka agar mencegah masuknya oknum mafia tanah. Pemerintah juga perlu membuka data lokasi lahan-lahan yang selama ini sudah dibeli. “Berapa NJOP-nya, berapa harga penawaran dari pemilik lahan, berapa harga yang disepakati, dan nama penjualnya.”

Kasus korupsi Sarana Jaya diharapkan bisa dijadikan momen untuk membenahi proses penganggaran pemerintahan Anies Baswedan.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus