Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Muhammad Insyaf menyatakan radius suara pengeras suara atau toa peringatan banjir cukup jauh. "Jaraknya bisa mencapai 300 meter," kata Insyaf saat dihubungi, Kamis, 16 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insyaf menyebutkan alat Disaster Warning System atau DWS ini terdiri dari empat pengeras suara atau toa yang dipasang di satu tiang mengarah ke empat penjuru mata angin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insyaf menyebutkan DWS tersebut terkoneksi dengan sistem peringatan dini banjir. Saat tinggi muka air mencapai siaga III, DWS secara otomatis akan membunyikan sirene sebagai peringatan banjir kepada masyarakat.
"Ini berbunyi saat pintu air siaga III, bersamaan dengan peringatan dini yang dikirimkan sms blast dan Whatsapp group kelurahan-kelurahan," ujarnya.
Insyaf menambahkan untuk tahun ini BPBD akan membangun DWS baru di enam kelurahan rawan banjir yaitu di Bukit Duri, Kebon Baru, Kendang Kali Angke, Cengkareng Barat, Rawa Terate dan Marunda.
Insyaf menyebutkan untuk pembangunan enam DWS ini DKI telah menyiapkan anggaran Rp 4,03 miliar. "Sesuai dengan harga yang ada di e-budgeting Pemprov DKI," ujarnya.
Saat ini Pemerintah DKI telah memiliki DWS di 14 titik rawan banjir yaitu di Ulujami, Petogogan, Cipulir, Pengadegan, Cilandak Timur, Pejaten Timur, Rawa Buaya, Kapuk, Kembangan Utara, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Cipinang Melayu, dan Kebon Pala.